JAKARTA,Victoriousnews.com,- Konsep pengudusan TUHAN bagi umat tebusanNya sampai hari ini masih menjadi bias bagi kebanyakan orang Kristen. Tidak terkecuali di kalangan para Sarjana Teologi dan di kalangan hamba-hamba Tuhan sendiri. Hal itulah yang mendorong Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel (STT REM) bekerjasama dengan Conrad Supit Center menggelar seminar teologi bertajuk “The Holiness Concept From The Perspective of Biblical Theology”—Konsep Pengudusan Dilihat Dari Perspektif Teologi Biblika, pada hari Kamis (25/4) Pkl.17.00 Wib di Kampus STT REM, Jl. Pelepah Kuning III Blok WE 2 No. 4 G-K, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Dalam seminar yang dihadiri oleh mahasiswa/wi STT REM ini menghadirkan Pdt. Reymond M. Laimeheriwa, M.A., Th.M sebagai pembicara dan dimoderatori oleh Pdt. Steven R Palit., M.Th. “Sebelum kita masuk dalam materi pembahasan tentang konsep pengudusan, setidaknya ada 5 macam teologi yang saat berkembang di dalam kekristenan. Yaitu: Teologi Alkitab (Biblical Theology), Teologi Sistematika (Sistematical Theology), Teologi Dogmatika ( Dogmatical Theology), Teologi Sejarah (Historical Theology) dan Teologi Kontemporer (contemporary Theology).
Menurut Reymond, pengudusan itu sangat penting dalam kehidupan kita sebagai umat tebusanNya. Sebab tanpa kekudusan/hidup kudus kita tidak akan bisa melihat Allah. “Start awal kekudusan adalah ketika kita mengenal Tuhan Yesus sebagai juruselamat, lahir baru (bertobat) serta mengakui Allah Tritungggal. Tahap mengakui Yesus sebagai juruselamat atau bertobat, inilah yang disebut dengan “Position Sanctification”, posisi kekudusan/menjadi umat kudus yang paling dasar. Orang yang bertobat dan menerima Yesus sebagai Tuhan, itu diperoleh secara gratis. Dan memperoleh kekudusan itupun hak prerogatifnya Tuhan,” tutur Reymond sembari mengutip ayat-ayat alkitab yang terambil dalam kitab Ulangan 7:6, Ulangan 14: 2, 1 Pet 2: 9, 2 Kor 5: 1, 2 Kor 5: 10-11, 2 Kor 1: 2, dan 2 Kor 1:1. Lanjut Reymond, langkah berikutnya, setelah bertobat, kita harus mengikut Yesus (to follow Jesus) dengan cara memikul salib, menyangkal kedagingan untuk menjaga kekudusan. Hal inilah yang dinamakan dengan “Progressive Sanctification”. Kita harus melatih diri kita untuk mengenal kebenaran. Jangan sampai kita menjadi orang Kristen “bonsai”. Maksudnya, kita secara keimanan harus bertumbuh dan berkembang, bukan kerdil,” tukas Reymond dalam pemaparannya.
Setelah melewati tahap position sanctification dan progressive sanctification, lanjut Reymond, umat Kristen akan mengalami Perfect Sanctification, pengudusan yang sempurna yakni ketika mati di dalam Tuhan ataupun Repture (pengangkatan) orang-orang percaya. “Kesimpulannya, konsep pengudusan sesuai Alkitab adalah: status kita sebagai orang-orang kudus (lahir baru), kita akan mengalami pengampunan tak terbatas dari Tuhan. Dan sebagai umat Kristen, kita jangan terkecoh dengan adanya pemahaman yang berkembang saat ini, jangan mudah goyah tetapi kembali bacalah Alkitab. Karena konsep pengudusan yang real itu adalah berlandaskan Alkitab,”urai Reymond. GT
Comment