Bekasi,Victoriousnews.com,-Stadion Sepakbola Chandrabaga, Bekasi menjadi saksi sejarah penyerahan piagam penghargaan dari Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (PERWAMKI) kepada Wali Kota Bekasi, Dr Rahmat Effendi. Piagam penghargan tersebut diserahkan oleh Ketua Panitia HUT ke 17 Perwamki dalam apel pagi bersama para ASN di lingkungan Kota Bekasi.
Penghargaan tersebut diadakan dalam rangka HUT ke-17 Perwamki dan diberikan kepada 17 tokoh dengan kategori masing-masing antara lain: Dr. Rahmat Effendi (Tokoh Toleransi), Gus Ruchul Maani (Tokoh Ormas Non Kristen), Alm. DR (HC) Drs. Jakob Oetama (Tokoh Pers Inspiratif), Sugeng Teguh Santoso, SH (Tokoh Pengawal Hukum), Dr. Stefanus Roy Rening, SH (Tokoh Pemikir Hukum), RG Setio Lelono (Tokoh Advokasi Gereja), Handoyo Budhisejati (Tokoh Organisasi Katolik), Djasermen Purba (Tokoh Ormas Kristen), Mayjend. dr. Albertus Budi Sulistyo (Tokoh Kesehatan), J. Irwan Hidayat (Tokoh Jamu Herbal Inspiratif), Sandec Sahetapy (Tokoh Penggerak Budaya),drg. Aloysius Giyai, M.Kes (Tokoh Inovatif Kesehatan), Dr. Christiany Eugenia Tetty Paruntu (Tokoh Perempuan), Jerry Pattinasarany (Tokoh Inspiratif Muda), James Koleangan (Tokoh Pengusaha Muda), Christie Damayanti (Tokoh Disabilitas Inspiratif), dan Pdt. Rubin Adi Abraham (Tokoh Sinode). Sedangkan 4 tokoh dengan kategori khusus adalah: Pdt. Dr. Antonius Natan (Sekum PGLII DKI Jakarta/Penasehat Perwamki), Pdt. Dr. Mulyadi Sulaeman (MPR- Sinode GSPDI/Penasehat Perwamki), Pdt. Dr. Japarlin Marbun (Mantan Ketum Sinode GBI/Penasehat Perwamki) dan Jhon SE Panggabean, SH, MH ( Advokad, Ketum Marga Panggabean Sejabodetabek/Penasehat Perwamki).
Saat menerima penghargaan, Pepen didampingi oleh Wakil Walikota Bekasi Dr H. Tri Adhianto Tjahyono, dan beberapa tokohnya lainnya. Pepen menyampaikan terima kasih atas apresiasi yang diberikan kepadanya. Pepen berharap semangat untuk menumbuhkan dan merawat toleransi terpelihara dalam setiap orang Bekasi dan masyarakat Indonesia.
Menurut Emanuel Dapa Loka, Pepen dalam pelayannya kepada publik di Kota Bekasi telah menunjukkan sikap kebapaan, mengayomi seluruh warga tanpa membeda-bedakan. “Pepen adalah pemimpin yang bijaksana dan berpihak pada konstitusi. Bagi kami, Pepen adalah ‘Mentari Toleransi Indonesia dari Bekasi’. Indonesia tentu butuh banyak matahari seperti ini untuk menyuntikkan energi bagi Indonesia kita ini,” kata wartawan yang juga penulis biografi ini.
Rasnius Pasaribu, anggota DPRD Kota Bekasi yang hadir dalam kesempatan tersebut dan mendapat kehormatan mengalungkan selendang Perwamki mengatakan, Pepen sangat layak mendapatkan apreasiasi tersebut. Pepen kata Rasnius adalah pribadi yang tidak hanya basa-basi dalam toleransi. “Selamat kepada Pak Rahmat Effendi atas penghargaan ini, dan terima kasih telah menjadi teladan bagi warga Kota Bekasi dan rakyat Indonesia. Teruslah berkarya dalam memajukan Kota Bekasi dan peradaban yang bermartabat,” kata Rasnius sambil menyampaikan salam dan selamat dari Uskup Jakarta yang juga adalah Ketua KWI Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo atas penghargaan yang Pepen terima tersebut.
Menurut data survei Setara Institute pada tahun 2017 menempatkan Kota Bekasi pada urutan 53 dan DKI Jakarta di urutan 94 dalam Indeks Kota Toleran di Indonesi. Dalam survei yang sama pada dua tahun kemudian, Kota Bekasi sudah berada di peringkat ke-6. Atas kemajuan signifikan ini, Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mendapatkan penghargaan dari Setara Institute.
Data tersebut menunjukkan bahwa menciptakan sikap toleran di antara masyarakat Bekasi membutuhkan kerja keras dan kerja sama berbagai pihak, terutama Pemerintah dengan berbagai stakeholder di dalamnya. Dalam situasi masyarakat semacam tersebut, gereja harus tetap berusaha melayani umatnya. Dan salah satu tantangan terbesar para pemimpin gereja dalam upaya membina umatnya adalah tidak mudahnya mendapatkan IMB pembangunan gereja. Aneka bukti telah menunjukkan itu. Bahwa akhirnya sejumlah gereja mendapatkan IMB, ini membutuhkan perjuangan yang menyedot energi, pikiran, dan kesabaran. Betapa tidak dikatakan begitu? Bertahun-tahun berjuang, namun “seakan-akan” tanpa hasil. Gereja Santa Clara misalnya, harus menunggu 17 tahun. Berbagai demo penolakan mengiringi perjuangannya.
Untuk memberikan IMB dibutuhkan keberanian, semangat melayani tanpa sekat. Dan boleh dikatakan, keberhasilan beberapa gereja mendapatkan IMB di Bekasi sebagai kombinasi antara ketekunan panitia perizinan gereja, kebaikan masyarakat dan keberanian Walikota Pepen. Berkat kegigihannya, Setio Lelono bersama tim perizinan dari pihak gereja, tiga buah IMB gereja terbit. Ketiga gereja tersebut adalah Gereja Santo Mikael Kranji, Gereja Santa Clara dan Gereja Santo Yohanes Paulus II. Selain itu Gereja Santo Stanislaus Koska di Kranggan dan beberapa gereja Protestan juga mendapatkan IMB dalam masa pemerintahan Pepen. “Keberhasilan ini adalah berkat Tuhan dan akibat dukungan berbagai pihak, terutama masyarakat dan Pemerintah Kota Bekasi dalam hal ini Pak Walikota Rahmat Effendi,” ujar Setio Lelono. Ant
Comment