Victoriousnews.com,-Meski telah menyandang predikat gelar bangsawan dari berbagai Kerajaan di Indonesia, tak membuat Dr.John Natan Palinggi.,MM.,MBA ini lupa diri. Sebaliknya, beragam penghargaan dan gelar tinggi yang diterimanya itu mendorongnya semakin rendah hati, bersahaja, sayang kepada sesama manusia serta meningkatkan rasa persaudaraan sejati. “Sejujurnya, penghargaan yang diberikan oleh keraton atau kerajaan di Indonesia kepada saya, justru membuat saya merasa kaget. Karena saya tidak pernah menyangka akan diberikan penghargaan dan gelar yang begitu tinggi. Padahal, saya berasal dari anak seorang petani yang berjuang untuk mengolah tanah agar bisa hidup. Sejak kecil, memang saya diajarkan oleh orang tua dan leluhur dengan prinsip-prinsip hidup yang membangun persaudaraan dengan semua pihak, tanpa kecuali. Pondasi iman kami adalah mengasihi dan menebarkan cinta kasih terhadap sesama manusia,” ujar Pria kelahiran 1 Juni (bertepatan dengan hari lahir Pancasila).
Dengan rendah hati, Dr. John Palinggi mengaku, semua predikat yang disematkan kepadanya selama ini merupakan kemurahan dan anugerah Tuhan kepadanya. “Semua itu saya terima dari orang yang baik terhadap saya. Artinya, orang baik terhadap saya itu tidak sekedar baik, tetapi saya yakin itu adalah karena kemurahan Tuhan yang bersemayam dalam diri orang lain. Yang tentunya melihat perilaku selama hidup saya,” tukas Dewan Analisis Strategis Badan Intelijen Negara (BIN) ketika ditemui di kantornya, Jumat (5/5/2023).
Sejatinya, John Palinggi merasa tidak layak menerima berbagai penghargaan tersebut. “Jadi semua yang saya peroleh ini saya syukuri kepada Tuhan dan berterimakasih kepada yang memberikan. Tentu konsekwensi yang terima penghargaan adalah wujudnya janji kesetiaan dan rasa hormat yang tinggi. Hari lepas hari saya terus berusaha memperbaiki diri; mulai dari pembaruan perilaku, karakter, menjauhi pencurian, menjauhi fitnah-fitnah, jangan sampai menghina orang lain. Bahkan terus meningkatkan rasa persaudaraan dan kerukunan kepada sesama manusia tanpa memandang latar belakang suku, agama dan etnis. Sehingga cahaya Ilahi yang diserahkan oleh para pemberi penghargaan itu terpancar dalam diri kita. Saya rindu seperti buku yang terbuka, bisa dibaca dan dinilai banyak orang,” ungkap Ketua Umum DPP Asosiasi Rekanan Pengadaan Barang dan Distributor (ARDIN) yang telah menjadi pengusaha selama lebih dari 45 tahun tanpa cacat.
Ketua Umum Asosiasi Mediator Indonesia (AMI) ini memegang sebuah prinsip yang begitu kuat dalam mengasihi sesama, yakni: terus menambah teman dan sahabat setiap hari. Karena ia mengilhami sebuah pepatah yang mengatakan “seribu teman masih kurang, seribu musuh terlalu banyak”.
Mengapresiasi Pemberian Gelar & Penghargaan Dari Berbagai Kerajaan
Penghargaan dan gelar bangsawan terbaru diterima oleh Dr. John Palinggi adalah dari kerajaan Singaraja, Buleleng, Bali, pada 30 April 2023 yang lalu. Oleh karenanya, ia menyampaikan rasa terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kerajaan Buleleng, yang telah menganugerahinya penghargaan dan mau menerimanya menjadi bagian dari keluarga besar Kerajaan Buleleng. Pada saat itu Puri Agung Kerajaan Singaraja, Buleleng-Bali memberikan piagam kekerabatan dengan gelar ‘Satria Sakti Nusantara’. “Pada tahun 2006, saya juga diberikan penghargaan bersama Ibu Megawati Soekarno Putri (Ketum PDIP) dari kerajaan Buleleng, di Bali” kata Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Masyarakat (BISMA).
Selain dari Kerajaan Singaraja, Buleleng, John Palinggi juga menerima gelar ‘Kanjeng Raden Aryo Wiryonegoro’ dari Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, pada bulan Februari 2022 lalu. Setelah itu pada Oktober 2022, dirinya diundang menghadiri acara adat Erau di Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura dan diberi gelar ‘Raden Satya Santika’.
“Pemberian gelar di Keraton Surakarta saat itu, Gusti Kanjeng Ratu Permaisuri bersama anaknya turut hadir. Saya tidak sangka, orang yang begitu tinggi derajatnya bisa datang menemui saya. Pada waktu itu saya bersama Pak Wiranto ke acara itu. Pak Wiranto diberi gelar Kanjeng Raden Aryo Adipati. Setelah selesai itu, menyusul Sultan Kutai, dalam acara besar selama 8 hari, saya diberikan gelar Raden Satya Santika. Sultan Kutai itu adalah kerajaan Mulawarman. Kesultanan Kutai Kerta Negara,” urai John yang juga menerima penghargaan dari Suku Nias, Dayak dan Aceh sembari mengutip sebuah falsafah “Suatu Negara Akan Hebat, Jika Mau Mengembangkan Budayanya”.
Bukan hanya dari kerajaan saja, John juga mengaku pernah menerima penghargaan berupa ulos dari berbagai marga Batak. “Saya juga telah mendapat penghargaan dari berbagai marga Batak, sampai saat ini ada 43 ulos. Ini semua membuat saya merefleksi hidup agar lebih baik lagi kedepannya. Penghargaan itu tidak sekadar membanggakan, tapi juga memiliki pesan bahwa suku-suku dan kerajaan-kerajaan di Nusantara itu sangat terbuka bersaudara dengan saya. Sehingga saya terus memiliki kesetiaan, rasa hormat, dan penghargaan terhadap yang memberikan penghargaan. Bayangkan saja, saya bisa diterima dari berbagai suku di Indonesia. Termasuk juga pernah menerima penghargaan dari orang Sunda (keluarga Prabu Siliwangi). Sekali lagi, semua itu karena anugerah Tuhan,” pungkas peraih penghargaan ASEAN Development Citra Award 2004-2005 sebagai pebisnis berprestasi di tingkat ASEAN. SM
Comment