Jakarta,Victoriousnews.com,-Mengusung tema “Faithful, Fearless, Fruitfull in Christ”—Setia, Berani & Bertumbuh Dalam Kristus”, perayaan Hari Sekolah Kristen Indonesia (HSKI) digelar di Gedung Katedral Mesias (GRII), Reform Millenium Center Indonesia, Jalan Industri Raya, Blok B14, Gunung Sahari Selatan, Jakarta Utara, Jumat (17/1/25).
Acara HSKI yang diinisiasi Majelis Pendidikan Kristen (MPK) ini merupakan peringatan setahun sejak dicanangkan 17 Januari 2024 di Museum Benyamin Sueb, Jatinegara Jakarta Pusat yang bertepatan dengan tonggak sejarah pendidikan Kristen di Indonesia,sekaligus mengenang kiprah Cornelis Senen sang pendiri sekolah Kristen pertama di Batavia (Jakarta).
Perayaan HSKI tahun 2025 ini sangat istimewa, karena dihadiri lebih dari 4500 peserta, yang terdiri dari siswa-siswi dari 41 sekolah Kristen yang mewakili 20 yayasan di Indonesia.
Drama Kisah Cornelis Senen, Pacu Siswa Makin Semangat Belajar
Dikisahkan kembali, bahwa Cornelis Senen lahir di Belanda sekitar tahun 1590-an. Ia adalah misionaris VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) dan tiba di Batavia pada tahun 1619. Kemudian, pada tahun 1622, Cornelis Senen mendirikan sekolah Kristen pertama di Jakarta.
Pesan penting yang mengemuka dalam drama tersebut, Cornelis Senen sangat peduli terhadap pendidikan anak-anak Kristen pada masa itu. Sekolah yang didirikannya menjadi cikal bakal bagi berbagai lembaga pendidikan Kristen di Indonesia sampai saat ini.
Untuk memperkuat pesan drama tersebut, kisah Cornelis Senen ini juga dikotbahkan secara kontekstual oleh Pendeta Andre Tunggal. Dengan bahasa gaul yang kerap menyindir remaja zaman now, Andre membakar semangat para peserta, agar mengikuti jejak Cornelis Senen yang sangat peduli terhadap pentingnya pendidikan. “Mungkin kalau Cornelis Senen lahir pada saat ini, bisa dipastikan akan ikuti gaya anak remaja sekarang yang suka rebahan, nonton Korea drama, atau main games, dan sebagainya. Tetapi Cornelis Senen yang lahir 400 tahun lalu, bukanlah seperti anak-anak zaman sekarang yang saat ini serba modern. Cornelis saat itu, bercita-cita agar anak-anak menjadi cerdas berlandaskan nilai-nilai Kristus. Ia mewariskan spirit agar anak-anak tetap semangat belajar meski di tengah keterbatasan fasilitas pada zaman itu,”ujar Andre yang tak jarang gaya kocak serta jokes segarnya kerap mengundang tawa peserta.
Kita Harus Belajar Setia & Bijaksana
Dalam sesi Ibadah, Ketua Sinode Gereja Reform Injili Indonesia (GRII) Pdt. Dr Antonius Steven Un,Ph.D, mengawali kotbahnya, dengan mengutip kitab Amsal 28:13, ”Siapa yang menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, siapa yang mengakuinya dia akan disayangi”. Pendeta Antonius kemudian memberi contoh, suatu ketika ada seorang pemuda yang depresi berat akan mengakhiri hidupnya dengan melakukan bunuh diri. Namun, aksinya gagal karena ia mendengar kotbah pendeta yang mengutip Amsal 28:13. “Setelah mendengar kotbah pendeta, pemuda itu akhirnya membatalkan niat bunuh diri dan bertobat. Itulah kuasa Roh Kudus yang mampu menginsafkan orang dari pelanggaran dosanya” ujar Pdt. Antonius Un mengawali kotbahnya dalam ibadah perayaan HSKI 2025 di gedung Katedral Mesias, Refom Millenium Center Indonesia.
Pendeta Antonius, berharap, sebagai umat Kristiani kita harus belajar menjadi orang setia dan bijaksana seperti yang tertulis dalam kitab Matius 24:45, ’Siapakah hamba Tuhan yang setia dan bijaksana….’. “Apakah perbedaan orang yang setia dan bijaksana? Kalau orang yang setia berbuat baik setiap waktu. Sedangkan orang yang bijaksana itu berbuat baik tepat waktu. Oleh karena itu kita harus belajar setia dan bijaksana. Setiap murid harus bijaksana, setia dan rajin mengerjakan tugas dengan tepat waktu agar tujuan sekolah Kristen yang diciptakan menjadi bukti dan menyatakan kemuliaan Tuhan,” tutur Pdt Antonius.
Mengelaborasi tema ibadah & perayaan HSKI, Pdt Antonius juga menekankan bahwa hanya Roh Kudus yang mampu mengubahkan hidup manusia menjadi semakin setia, berani serta berbuah lebat. “Saya berharap sekolah-sekolah Kristen saat ini dapat menjadi pelita kebenaran di tengah dunia yang semakin gelap. Marilah kita tetap setia hingga akhir, berani dan berbuah banyak. Saya ingatkan, kalau kita benar, maka harus berani. Tetapi, kalau kita salah, ya harus segera bertobat,” pungkas Pdt. Antonius.
Agenda Utama HSKI Adalah Doa Bersama & Ajak Sekolah Kristen Bersatu
Ketua Umum Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia,Handi Irawan Djuwadi, MBA, mengungkapkan, bahwa, tujuan utama HSKI adalah mengucap syukur atas penyertaan Tuhan dalam perjalanan sekolah Kristen selama lebih dari 400 tahun di Indonesia. Selain itu, HSKI diharapkan menjadi momen persatuan bagi lebih dari 500 yayasan Kristen, 7.000 unit sekolah, dan lebih dari 1 juta siswa yang terlibat di dalamnya. “Melalui HSKI kita rindu untuk berdoa bersama, memohon anugerah Tuhan agar sekolah-sekolah Kristen yang tengah terpuruk cepat pulih dan bangkit kembali. Kami yakin dan percaya, bahwa melalui doa Tuhan pasti segera memulihkan sekolah-sekolah Kristen yang terpuruk dan tertinggal,” ujar Handi.
Wakil Sekretaris Umum MPK, Wahidin Wardiman, ST, menambahkan, bahwa salah satu agenda utama peringatan HSKI 2025 adalah Doa Serentak yang dilaksanakan pada 17 Januari 2025 pukul 7.00 WIB/8.00 WITA/9.00 WIT. “MPK memperkirakan ada lebih dari 1.000 sekolah Kristen di berbagai daerah turut serta dalam doa bersama ini. Adapun doa-doa yang dinaikkan, meliputi 7 pokok doa, yakni: Pertama, Mengucap syukur atas penyertaan Tuhan. Kedua, Panggilan sekolah Kristen untuk melaksanakan Amanat Agung. Ketiga, Berdoa bagi kepala sekolah dan guru-guru. Keempat, Berdoa untuk siswa sekolah Kristen. Kelima, Berdoa bagi seluruh staf kependidikan. Keenam, Berdoa bagi pengurus Yayasan agar senantiasa berada dalam pimpinan Tuhan. Ketujuh, Berdoa untuk penyertaan Tuhan bagi bangsa dan negara Indonesia,” ujar Wahidin sembari menambahkan basis sekolah Kristen terbanyak di Indonesia adalah Sulawesi Utara, NTT, Maluku, Sumatra Utara, Papua dan Jakarta.
Ketua III Bidang Organisasi MPK, Johan Tumanduk, SH, MM, M.Min, M.Pd, mengatakan, untuk mengatasi kekurangan guru pengajar di sekolah swasta, ada 3 hal yang harus dilakukan pemerintah melalui kebijakannya. “Pertama, saya berharap pemerintah mengizinkan guru berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) untuk kembali mengajar di sekolah swasta. Kebijakan tersebut diharapkan dapat membantu redistribusi dan memastikan pemerataan tenaga pendidik di seluruh Indonesia, terutama di daerah yang mengalami kekurangan guru. Kedua, Perhatian pemerintah harus lebih nyata terhadap sekolah swasta, khusus sekolah-sekolah berbasis agama. Ketiga, Bagaimana meningkatkan kualitas guru atau tenaga pengajarnya,” ujar Johan Tumanduk kepada wartawan.
Pencanangan HSKI dipenuhi menjadi momen spesial sebagai simbol dari kesatuan serta semangat untuk mewujudkan visi pendidikan Kristen di Indonesia. Dengan demikian, HSKI 17 Januari 2025 menjadi tonggak sejarah yang membangkitkan semangat pendidikan Kristen di Indonesia, mengukuhkan komitmen untuk terus berkarya dan memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pendidikan di tanah air.
Perayaan HSKI 2025 semakin semarak dan diisi sejumlah Paduan suara dari siswa dari berbagai sekolah Kristen. Di penghujung acara dilakukan penyematan gelang dan pemberian penghargaan kepada sejumlah siswa Kristen dari berbagai sekolah. SM