JAKARTA,Victoriousnews.com,- Perhelatan rohan bertajuk “2 Days School of Healing Miracles” yang diprakarsai oleh ‘SATU TUBUH’ dan Jaringan Doa Sekota (JDS) Jakarta Utara, pada tanggal 7-8 Februari 2025 telah berlan;gsung sukses. Acara yang digelar di Gereja Abbalove KTC,Premier Hall Lantai 2, Kelapa Gading ini diikuti ratusan peserta dari berbagai daerah, diantaranya; Jakarta, Manado, Indramayu, Sumedang, Bogor, Kalimantan Timur termasuk USA.
Pada hari pertama, seminar dan pelatihan School of Healing Miracles dimulai pukul 14.00- 21.00 Wib, menghadirkan Ps William Lau dan Pdt.Elyas Parera (seorang hamba Tuhan yang memenangkan banyak jiwa lewat pelayanan otoritas raja).

Dalam materinya, Ps William mengupas mengenai jabatan Tuhan Yesus selama melakukan pelayanan di dunia. Yaitu: Jabatan Imam, Nabi dan Raja. “Sama seperti kita sebagai pengikut Tuhan Yesus. Kita juga memiliki tiga jabatan, yaitu Imam (imamat), Kenabian (profetik) dan Raja (Otoritas),” ujar Ps William.
Baca Juga: KKI School Of Healing Miracles, Banyak Terjadi Mujizat Kesembuhan Dari Berbagai Penyakit
Ps William, jabatan imamat itu diarahkan kepada Bapa di Sorga yang di atas (secara Vertikal). Jabatan profetik diarahkan satu kepada orang lain (sesama) di dalam tubuh Kristus (Horisontal) dan jabatan raja, yaitu mengeluarkan perintah kepada bawahan. “Artinya, seorang raja memiliki otoritas mutlak memberikan perintah kepada bawahannya agar tunduk,” papar Ps William, hamba Tuhan asal Amerika yang pernah melakukan pelayanan Misi di Kalimantan Barat selama 9 tahun.
Ps William menjelaskan, Tuhan Yesus tidak berdoa ketika menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. “Ketika Tuhan Yesus menyembuhkan orang sakit dan usir setan, DIA tidak berdoa, tetapi menggunakan otoritas raja, yaitu memberikan PERINTAH agar sakit penyakit sembuh dan usir setan keluar,” ujar Ps William.

Lanjut Ps William, Tuhan Yesus memiliki otoritas raja yang sangat besar, sehingga DIA dapat memberikan perintah kepada sakit penyakit dan setan untuk keluar dari tubuh orang. “Kita sebagai pengikut Tuhan Yesus juga memiliki otoritas yang sama, yaitu otoritas raja, untuk memberikan perintah kepada sakit penyakit dan setan untuk keluar,”ujar Ps William yang telah berpengalaman melayani di 50 negara.
Otoritas Raja Efektif Untuk Penginjilan
Mendalami mengenai otoritas raja, Ps William mengajak membaca firman Tuhan yang terambil dalam Lukas 9, ketika Tuhan Yesus mengutus 12 murid-Nya untuk melakukan pelayanan menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. “Salah siapa kalau kita sampai sekarang kita belum punya otoritas sembuhkan orang sakit dan mengusir setan? Tentu salahnya kita. Karena ketika kita menjadi pengikut Yesus, sudah diberikan otoritas/kuasa untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Sama seperti murid-muridNya (Lukas 9:1-2). Contohnya, ketika Tuhan Yesus mengusir/menghardik setan, yang tertulis dalam kitab Lukas 4:33-37, ‘Diam, keluarlah daripadanya’,” ujar Ps William.
Namun, menurut Ps William, banyak orang Kristen yang percaya Yesus justru ketakutan ketika melihat orang kerasukan setan. “Ini adalah beberapa respons atau tindakan orang percaya ketika melihat orang kerasukan setan. Pasti lari ketakutan (tindakan pengecut), Ada yang berdoa dan berseru kepada Tuhan (tindakan imamat saja), Ada yang berkata Bapa dalam nama Yesus kami perintahkan setan keluar (ini tindakan imamat dan raja) dicampur pasti gagal,” papar Ps William.
Menurut Ps William, tindakan raja atau otoritas ini sangat efektif ketika melakukan penginjilan, terutama kepada umat yang belum percaya Yesus. “Kita akan belajar kapan kita berdoa dan kapan mengeluarkan perintah. Untuk mengusir setan itu Yesus melakukan tindakan raja saja. Bagaimana Yesus melayani orang secara jasmani saja seperti tertulis dalam Lukas 4:38-39 Yesus menghardik demam itu dan penyakit itu pergi,” tutur Ps William.
Perbedaan Otoritas Raja dan Karunia Kesembuhan
Ps William mengatakan, bahwa setiap orang percaya Yesus bisa memiliki otoritas raja untuk sembuhkan orang sakit dan usir setan. “Lalu apa beda otoritas raja dengan karunia kesembuhan? Kalau otoritas raja itu bisa dimiliki oleh setiap yang telah percaya dan mengaku Yesus sebagai juruselamat. Tetapi kalau karunia kesembuhan itu tidak semua umat percaya diberikan karunia itu,” ungkap Ps William sembari menambahkan bahwa otoritas tidak dipengaruhi oleh jarak dan waktu.
Menurut Ps William, otoritas raja itu dipakai sebagai sarana penginjilan bagi orang yang belum percaya Yesus, sedangkan karunia kesembuhan itu ditujukan untuk membangun tubuh Kristus seperti yang tertulis dalam 1 Kor 12: 30 Dan, karunia kesembuhan itu berfungsi untuk melayani pengikut Kristus yang sakit. “Siapa yang punya segala otoritas? Hanya Yesus saja.Tetapi kita diberi otoritas dalam nama Yesus. Otoritas jauh lebih berguna daripada karunia kesembuhan, untuk mengabarkan Injil. Dalam Lukas 6:19, Markus 7:32-35, Yesus hanya tumpang tangan, tidak memakai otoritas. Tetapi tenaga kesembuhan lewat jamahan atau tumpang tangan yang mengalir kepada orang sakit,” tutur Ps William.
Gereja Harus Memiliki Kuasa & Kasih

Menurut Ketua Panitia School Of Healing Miracles, Pdt. Bryant Lucas Wong, acara ini bertujuan untuk mengaktifkan kuasa Tuhan Yesus dalam diri setiap orang percaya. “Kita berharap bahwa melalui acara ini, peserta dapat memahami dan mempraktekkan otoritas raja yang telah diberikan oleh Tuhan Yesus,” ujar Pdt. Bryant sembari menambahkan bahwa acara tersebut dihadiri sekitar 300 orang.
Sementara ketua JDS Jakarta Utara, Pdt. Dr Tony Mulia, mengatakan bahwa School of Healing Miracles ini merupakan momentum 2025 dimana, para hamba Tuhan bisa bersatu, khususnya di Jakarta Utara. “Kita harus menjadi satu tubuh Kristus, agar nama Tuhan Yesus dipermuliakan. Kita juga rasakan hadirat Tuhan di tempat ini dan peserta mendapatkan pengajaran yang benar dan sesuai Alkitab. Karena selama ini, gereja itu banyak yang bikin departemen penginjilan, departemen doa, jemaat hanya disuruh datang ke gereja hanya mendengarkan kotbah setelah itu pulang. Padahal jemaat itu kan bisa berdoa, bisa menginjil. Bukan hanya disuruh duduk diam saja. Dan setiap orang bisa melakukan, untuk memenangkan orang- orang yang belum mengenal Yesus. Misalnya dipakai untuk menyembuhkan orang sakit. Kita memiliki kuasa untuk menggenapi amanat Agung. Ketika jemaat itu duduk diam, akhirnya tidak menjadi fungsi amanat agung itu,” ujar Ketua JDS Jakarta Utara sekaligus Gembala Gereja Kristen Bersinar (GKB) Kelapa Gading.
Menurut Ps Tony, gereja harus memiliki 2 hal penting dalam pelayanan. Yaitu Kuasa dan Kasih (Power and Love). “Gereja jangan hanya punya kasih saja, tetapi tidak punya power atau kuasa untuk menggenapi amanat agung. Tunjukkan dong bahwa Yesus itu memang punya kuasa menyembuhkan dan usir setan. Jadi gereja itu harus mengaktifkan kembali kuasa yang diberikan Tuhan Yesus. Dalam alkitab kan tertulis “Oleh karena bilur-bilurNya kamu telah sembuh” (1 Pet 2: 24). Artinya kesembuhan ada di tangan kita,“ungkapnya.
Ps Tony menganalogikan kuasa itu seperti orang yang apply kartu kredit.”Misalnya kita punya kartu kredit, tapi kalau tidak pernah mengaktifkan ya tidak bisa dipakai untuk melakukan pembayaran.Makanta melalui school of healing and Miracles ini Ps William mengajarkan kita untuk mengaktifkan kuasa Tuhan Yesus,” urai Ps Tony.
Ps Tony juga memberikan contoh peserta yang pernah diajar oleh Ps William telah sukses melakukan penginjilan dengan mempraktekkan otoritas raja yaitu menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. “Pdt. Elyas Perera adalah salah satu peserta school of healing miracles tahun 2003 yang pernah dilatih oleh Ps William mengenai otoritas raja. Puji Tuhan beliau telah memenangkan banyak jiwa. Bahkan beliau dipakai Tuhan untuk membangkitkan orang mati,” tukas Ps Tony Mulia
2025 Adalah Tahun Penuaian Jiwa

Sebagai tuan rumah acara School of Healing Miracle, Gembala Gereja Abbalove, Ps.Budi Setiawan, merasa bersyukur karena gereja Tuhan sudah bangkit dan menyadari bahwa kesatuan tubuh Kristus ini bukan sebatas berdoa dan berfelowship bersama saja.Tetapi kita perlu diperlengkapi dan bergerak bersama untuk penuaian jiwa-jiwa. “Tahun 2025 ini merupakan suatu kemajuan yang besar lewat pelayanan equipping setiap orang percaya diperlengkapi menyembuhkan orang sakit dan menjangkau jiwa-jiwa. Ini suatu perkara besar yang dibutuhkan semua gereja. Baik gereja kecil maupun besar. Karena kebanyakan jemaat gereja itu pasif, dalam pengertian hanya hadir di dalam ibadah tapi tidak pernah bergerak bersama untuk meangaktifkan kuasa Tuhan,” ujar Ps Budi Setiawan
Lewat seminar school of healing miracles ini, lanjut Pdt.Budi, merupakan suatu kemajuan besar bagi seluruh gereja Tuhan untuk menggerakan atau memobilisasi anggota jemaat kita, semua bisa dipakai Tuhan menjangkau jiwa dengan mengaktifkan kuasa menyenbuhkan orang sakit. “Tahun ini adalah tahun penuaian. Ini adalah janji Tuhan yang harus kita responi dengan aksi nyata. Saya bersyukur setiap gereja mengutus jemaat maupun pengerja untuk ikut dalam pelatihan ini. Walaupun responnya belum maksimal, tetapi bagi saya ini suatu sulung atau pertama kali yang bagus sekali. Saya percaya setelah menjadi kegerakan, maka akan ada hal-hal yang serupa terjadi lebih besar lagi untuk Memperlengkapi anggota jemaat,” paparnya.
Ps Budi mengungkapkan kepada seluruh pengerja maupun jemaat, bahwa tempat ibadah atau gereja yang digembalakan harus menjadi berkat bagi banyak orang. “Artinya bukan hanya jadi berkat bagi jemaat internal Abbalove di sini saja, tetapi buat tubuh Kristus. Oleh sebab itu, saya senang sekali karena tempat ini dipercayakan sebagai tuan rumah acara seminar, bisa menampung banyak orang yang hadir,” pungkas Ps Budi sembari menambahkan bahwa kapasitas ruangan ibadahnya adalah 1000 orang dan jadwal ibadahnya 2 kali kebaktian jam 08.00 dan jam 10.30.
Peserta Yang Telah Dilatih Bisa Praktekkan Dalam Pelayanan

Sementara itu Ketua Umum Full Gospel Bussines Man Fellowship Indonesia (FGBMFI) Dalie Sutanto sangat mendukung seminar School Of Healing Miracles. “”Acara ini sangat bagus untuk pembekalan kepada umat pecaya. Kita dilatih untuk menjadi orang yang berani melakukan pekerjaan Tuhan Yesus, yaitu menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan untuk memenangkan banyak jiwa.,” ujar Dalie Sutanto ketika dijumpai disela-sela acara.
Dalie berharap para peserta yang telah mengikuti pelatihan dapat mempraktekkan sebagai senjata untuk memenangkan orang yang belum percaya Yesus. “Saya rindu banyak jiwa dimenangkan untuk kemuliaan Tuhan Yesus,’ pungkasnya.
Peserta School of Healing Miracles Praktek Sembuhkan Orang Sakit dengan Doa Otoritas
Pada hari pertama pelatihan School of Healing Miracles, peserta tidak hanya menerima pengajaran secara teori saja, melainkan juga langsung mempraktekkan doa otoritas untuk menyembuhkan orang sakit. Yang menarik, peserta sendiri yang mendoakan, bukan Ps William Lau sebagai pembicara.
Hasilnya sangat menggembirakan, ada beberapa penyakit yang telah sembuh setelah mempraktekkan doa otoritas, seperti jantung, sesak nafas, sakit pinggang, dan sebagainya. Ini membuktikan bahwa doa otoritas yang diajarkan oleh Ps William Lau dapat membuahkan hasil yang nyata.
Pelatihan School of Healing Miracles ini bertujuan untuk mengajarkan peserta tentang bagaimana mempraktekkan doa otoritas untuk menyembuhkan orang sakit dan mengusir setan. Dengan demikian, peserta dapat menjadi alat Tuhan untuk membawa kesembuhan bagi orang lain. SM