Tangerang, Victoriousnews.com – Universitas Pelita Harapan (UPH) menjadi tuan rumah Youth Model ASEAN Conference (YMAC) 2025 di Jakarta, Indonesia, pada 18-21 Maret 2025. Berkolaborasi dengan Singapore Polytechnic (SP), YMAC 2025 akan menghadirkan 280 pemuda terbaik ASEAN untuk membahas tantangan paling mendesak di kawasan ini.
YMAC didukung oleh Ministry of Culture, Community and Youth Singapura serta National Youth Council Singapore. Tahun ini menjadi tonggak bersejarah bagi YMAC, di mana UPH menjadi institusi pertama di luar Singapura yang menjadi tuan rumah acara ini. Hal ini menegaskan komitmen SP dan UPH dalam mendorong kolaborasi serta pengembangan kepemimpinan di antara generasi muda ASEAN.
Mengusung tema Environmental Sustainability in ASEAN, YMAC 2025 akan berfokus pada Smart Cities for Sustainable Urban Development. Penyelenggaraan YMAC 2025 di UPH merupakan bagian dari implementasi kerja sama dengan Singapore Polytechnic (SP) yang telah resmi dimulai sejak 26 Juli 2024. Sejak pertama kali diadakan
pada 2012, YMAC selalu berbasis di Singapura. Tahun ini, UPH menjadi institusi pertama di luar Singapura yang dipercaya sebagai tuan rumah, menandai babak baru dalam kolaborasi pendidikan tingkat regional.
Membentuk Pemimpin Masa Depan ASEAN
YMAC bukan sekadar konferensi, tetapi sebuah pengalaman imersif yang dirancang untuk membekali pemimpin muda dengan keterampilan dan wawasan yang diperlukan untuk memberikan dampak nyata. Para peserta akan:
Simulasi sidang ASEAN
Berperan sebagai delegasi ASEAN dan bernegosiasi untuk merumuskan solusi atas tantangan dunia nyata.
Kunjungan ke institusi strategis
Mendapatkan wawasan langsung tentang praktik pembangunan berkelanjutan di Sekretariat ASEAN, Jakarta Smart City, dan institusi lainnya.
Sesi dialog dan networking Berinteraksi dengan para pemimpin industri dan memperluas jaringan profesional mereka.
Soh Wai Wah, Principal dan CEO Singapore Polytechnic, menyatakan, “Singapore Polytechnic sangat antusias menghadirkan Youth Model ASEAN Conference ke Jakarta, pertama kalinya di luar Singapura, bekerja sama dengan Universitas Pelita Harapan. Inisiatif ini akan memperkaya pemahaman mahasiswa kami mengenai diplomasi ASEAN dan keberlanjutan lingkungan, sekaligus memperkuat jaringan antara mahasiswa di seluruh ASEAN. Konferensi ini akan membekali mereka dengan keterampilan untuk menjadi pemimpin masa depan yang mampu membentuk ASEAN yang lebih kuat,” ujarnya.
Dr. Stephanie Riady, B. A., M. Ed., selaku President of UPH juga menekankan pentingnya kolaborasi antarnegara ASEAN dalam mencari solusi bagi tantangan global, terutama terkait keberlanjutan lingkungan. “Merupakan kehormatan bagi UPH menjadi tuan rumah acara ini, YMAC pertama di luar Singapura. Kami percaya bahwa kolaborasi lintas negara ASEAN akan menghasilkan solusi terbaik untuk tantangan global. Saya berharap kemitraan ini terus berkembang dan mencakup lebih banyak negara ASEAN di masa depan," katanya.
Turut hadir memberikan sambutan dan juga sebagai Guest of Honor dalam acara opening ceremony YMAC 2025, H. E. Kwok Fook Seng, Duta Besar Singapura untuk Indonesia mengajak para peserta untuk menggunakan teknologi secara bijak, mengingat bahwa generasi saat ini memiliki akses ke sumber daya yang jauh lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya. Ia berharap para pemimpin muda saat ini akan tumbuh menjadi agen perubahan di masa depan. “Generasi muda memiliki kekuatan yang jauh lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya, dengan akses ke teknologi yang belum pernah ada sebelumnya. Gunakan teknologi secara cerdas, bertanggung jawab, dan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi semua orang. Langkah- langkah kecil yang kita ambil saat ini dapat menciptakan lingkungan yang lebih baik di masa depan,” pesannya.
Mendorong Mahasiswa Menghasilkan Solusi Nyata
Sejak 2012, SP telah menyelenggarakan YMAC sebagai konferensi simulasi ASEAN terkemuka bagi pemimpin mahasiswa dari institusi pendidikan tinggi di ASEAN. YMAC 2025 dimulai dengan sesi virtual pada 11 Maret 2025, yang kemudian dilanjutkan dengan konferensi tatap muka di Kampus UPH Lippo Village, Karawaci, Tangerang, pada 18-21 Maret 2025. Sesi virtual ini menghadirkan dialog dengan Cynthia Handriani Wijaya, Chief Corporate Officer, Daya Selaras Group, dan Kevin M. Schmidt, Urban Innovation, Technologies, and Digitalisation Specialist, UNDP Global Centre Singapore.
YMAC 2025 mendorong peserta untuk mengembangkan dan mempresentasikan solusi konkret atas tantangan keberlanjutan di ASEAN melalui diskusi dan dialog yang mendalam. Selama konferensi, delegasi akan mewakili negara-negara ASEAN dan mengusulkan solusi untuk tantangan sesuai dengan sub-tema yang diberikan, mengadopsi perspektif negara yang mereka wakili. Kelompok kerja akan berupaya mencapai konsensus melalui negosiasi dan mediasi, serta mempresentasikan solusi inovatif terhadap isu-isu perkotaan krusial, termasuk pengelolaan limbah, kesehatan masyarakat, dan mobilitas perkotaan. Delegasi akan memanfaatkan pemikiran kritis dan kolaborasi untuk merancang solusi guna membangun kota berkelanjutan di ASEAN.
Keane Jonathan Chong, Institutional Lead YMAC 2025 dari UPH, mahasiswa tahun ketiga program studi Hubungan Internasional, menyatakan, “Saya percaya bahwa diplomasi adalah alat yang kuat untuk membangun pemahaman bersama dan mengatasi tantangan bersama. ASEAN merupakan platform penting untuk mempromosikan perdamaian, stabilitas, dan pembangunan berkelanjutan di kawasan ini. YMAC bukan sekadar konferensi, tetapi juga wadah transformatif yang membekali pemimpin muda dengan wawasan, keterampilan, dan jaringan untuk mendorong perubahan positif di ASEAN.”
Rio Ashley Jeanelle Morada, Institutional Lead YMAC 2025 dari SP dan mahasiswa tahun kedua Diploma di bidang Teknik Elektro & Elektronika, menambahkan, “Saya pertama kali mengenal YMAC melalui Program SP Outstanding Talent, dan terinspirasi oleh kisah sukses anggota panitia sebelumnya. Kesempatan untuk menjadi bagian dari YMAC pertama yang diadakan di luar negeri semakin memotivasi saya. Dalam peran ini, saya memperkuat keterampilan kepemimpinan dengan menyatukan tim yang beragam melalui kolaborasi antara mahasiswa SP dan UPH. Pengalaman ini memperdalam pemahaman saya tentang ASEAN, meningkatkan empati dan kesadaran budaya, serta memperkaya wawasan saya tentang perkembangan kawasan.” ***