Tangerang,Victoriousnews.com,-Banyak orang yang terkecoh dan mengira “Kampoeng Djempol”, adalah sebuah kampung atau desa. Padahal kampoeng djempol adalah nama atau brand sebuah restoran yang didirikan oleh Bapak Jakub Pratama di kawasan Kalideres, Jakarta Barat. “Kampoeng Djempol ini sebenarnya adalah nama restoran yang pernah saya buka di daerah Citra, tepatnya di kompleks pertokoan Kalideres Jakarta. Kebetulan saya punya ruko disana. Setelah saya pindah ke BSD, peralatannya saya pindahkan ke sini, kompleks Nusaloka BSD Tangerang ini. Nah, agar nama kampoeng djempol tidak hilang, tetap saya pakai di tempat ini. Karena kampoeng djempol adalah sebuah tempat dimana makanan-makanan enak ada. Karena dasarnya saya juga suka kuliner. Itulah asal muasal kampoeng djempol,” ujar Bendahara Umum Pengurus Pusat Persekutuan Gereja & Lembaga Injili Indonesia (Bendum PGLII), Jakub Pratama ketika menerima kunjungan pengurus Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (Perwamki), Selasa (1/3/22) di Kampoeng Djempol, Kompleks Nusaloka BSD, Mekar Jaya, Tangerang Selatan.
Di atas lahan seluas lebih dari 1750 meter persegi inilah Pak Jakub, demikian kerap disapa, bersama dengan Ketum Yayasan Cahaya Sinar Bangsa (YCSB), Yesaya Suharsono menginisiasi kampoeng djempol sebagai tempat/pendopo workshop/pelatihan Tani & Ternak Organik Bersinar (T2OB). Sebuah pelatihan yang bertujuan untuk melatih umat agar di tengah pandemi covid memiliki kegiatan untuk menopang kebutuhan pokok dan sebagai salah satu sumber penghasilan. “Disini kami beternak lele dan ikan nila. Ada pula sayuran dan tanaman organik, seperti kangkung, cabai, tomat, pakcoy, serai, jahe, lengkuas dan banyak lagi. Kami juga menanam 70 jenis tanaman, termasuk tanaman buah seperti jeruk, pisang, alpukat dan sebagainya. Ya, ibaratnya kalau di tengah pandemi, ini semacam ‘bisnis akhir zaman’. Karena saat pandemi kan pemerintah minta masyarakat untuk tinggal di rumah, ya kita upayakan untuk berkebun agar dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari, tanpa harus pergi ke pasar. Bagi yang tidak punya lahan luas, bisa dilatih bercocok tanam dengan cara hidroponik, memakai pipa paralon atau kantong sepatu,” tukas Jakub sembari menambahkan, bahwa di kampoeng djempol ini juga menekuni bisnis katering.
Tempat pelatihan T2OB kampoeng djempol ini ternyata mendapat respons positif dari lingkungan setempat, terutama forum RW yang berada di kompleks perumahan Nusaloka, BSD Tangerang Selatan. “Tempat ini menjadi tempat kumpul baik guru-guru setelah mengajar, mereka refreshing di sini. Jadi tempat kumpul teman-teman pelayanan. Khususnya dengan yayasan cahaya sinar bangsa. Kebetulan saya juga salah satu pengurusnya. Bersyukur dua bulan setelah pandemi, tepatnya bulan Mei 2020, kami sudah sampai 8 kali online melakukan pelatihan di tempat ini. Awalnya hanya diikuti 20 orang peserta. Kemudian naik menjadi 30 orang peserta, dan naik terus sampai 80 orang dari berbagai daerah di Indonesia. Kemudian belakangan ini kita fokus lagi ke ketahanan pangan, setelah kita ajarin tani teman-teman yang di daerah, mereka menanam gak tahu jual dimana. Kita pikirkan lagi, bagaimana membangun sinergi dengan gereja-gereja, dengan umat. Supaya mereka bisa menjadi pendukung. Lalu, kita bekerjasama dengan GKI Kayu putih, Pdt. Robby Chandra. Beliau yang yang berada di hilirnya. Yang mempersiapkan program terminal pangan. Seminggu dua kali pengiriman yaitu; setiap sabtu dan rabu. Di luar hari itu waktu pemesannnya. Sampai hari ini masih berjalan, tetapi memang antusiasme dari umat kurang. Karena mereka masih melihat banyak hal. Ada yang merasa mahal. Memang kualitasnya supermarket, beda dengan yang ada di pasar. Bersyukurnya terminal pangan ini masih bertahan. Kita gak bosan untuk terus mengajak gereja berpartisipasi. Kita coba terus mencoba mencari cara sehingga bisa membuka mata dari jemaat untuk bisa terlibat,”papar Yakub sembari menjelaskan bahwa terminal pangan di kawasan Karawaci dilayani oleh Solideo, kalau di Jakarta dilayani oleh GKI Kayu putih.
Menurut Jakub, para peserta yang mengikuti pelatihan T2OB, bukan hanya diajari bercocok tanam saja, melainkan juga diajari membuat pupuk sendiri secara alami. “Disini kami juga membuat pupuk sendiri. Dan peserta juga bisa dilatih untuk membuat pupuk sendiri dengan mengolah bahan-bahan alami dari tanaman atau kotoran hewan. Kebetulan kami tidak melatih bertanam padi, karena sampai saat ini pelatihan dan penyuluhan bertanam padi yang dilakukan pemerintah sudah sangat bagus dan terjadi peningkatan panen,” ungkap Jakub yang juga menjabat sebagai bendahara umum Yayasan Cahaya Sinar Bangsa (YCSB).
Salah satu contoh peternakan lele yang dikelola oleh Pak Jakub Pratama
Masih kata Jakub, hubungan antar umat beragama di kompleks perumahan Nusaloka sangat harmonis. “Kalau di kompleks perumahan Nusaloka ini ada 10 RW, kemudian membentuk satu forum RW untuk membangun kebersamaan, kebhinekaan, tidak memandang latar belakang. Tujuannya adalah kita bisa bersama-sama menjaga lingkungan yang menyenangkan aman dan tertib. Dulu sudah pernah dua kali kita adakan festival Nusaloka selama sebulan. Kegiatannya adalah pertandingan olahraga antar RW, khusus pemuda pemudinya, ada pula konser musik bagi pemuda RW yang memiliki talenta bermusik dikasih kesempatan untuk perform. Kemudian di puncak hari festivalnya, yang dinilai bagus mereka bisa tampil. Selain itu, dalam festival tersebut juga melibatkan tokoh-tokoh dari lintas agama untuk mengisi acara,” tukas Jakub yang juga pendiri yayasan sekaligus pengelola Sekolah Kristen Solideo mulai dari TK-SMA sejak tahun 1995 sampai sekarang.
Pada kesempatan tersebut, Stevano Margianto selaku Ketua Umum Perwamki mewakili pengurus yang hadir, memberikan buku berjudul “Pers Kristiani & Makna Kehadirannya” kepada Pak Jakub. “Sebelum pamit, kami memberikan oleh-oleh buku untuk Bapak Jakub. Buku ini ditulis oleh beberapa jurnalis dan kami terbitkan ketika Perwamki merayakan HUT ke 17,” ujar Margianto.
Ketika HUT RI ke 75 tahun 2020, YSCB menginisiasi gerakan tanah dimerdekakan secara nasional
Sementara itu, ketika dihubungi secara terpisah, Ketum Yayasan Cahaya Sinar Bangsa (YCSB), Yesaya Suharsono menjelaskan bahwa, YCSB dan T2OB, telah melakukan berbagai kegiatan dalam hal ketahanan pangan secara nasional. Diantaranya adalah melakukan penandatanganan perjanjian nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) tentang penanaman bibit kelor multi jaringan antara YCSB dan YSAM di Kampoeng Djempol BSD, Tangerang. Acara ini dihadiri secara online oleh Bapak Ignasius Jonan (mantan Menteri ESDM). “Untuk memperkuat ketahanan pangan nasional, kami telah memiliki lahan di Tegal dan kami tanami porang. Selain itu, kami juga membuka lahan di Rumpin, Bogor. Nah, ketika perayaan HUT RI ke 75 tahun, kami juga menginisiasi Gerakan Tanah Dimerdekakan Secara Nasional,” ujar Ketum YCSB, Yesaya Suharsono dalam pesan yang dikirim kepada redaksi Victoriousnews.com. SM
kunjungan ke lahan Ciloto seluas 7 hektar
Comment