JAKARTA,Victoriousnews.com,-Rangkaian Perayaan Paskah Nasional 2019 telah dimulai. Seorang pemuda pembawa obor didampingi sejumlah rekannya bersiap di halaman Gereja Protestan di Indonesia bagian Barat (GPIB) Immanuel, Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 10 (Jakarta Pusat) pada Jumat malam, 12 April 2019. Sementara, di tangga gereja yang dibangun atas dasar kese[akatan antara umat Reformasi dan Umat Lutheran di Batavia (kini Jakarta) selama 18 Agustus 1835-24 Agustus 1839 berdiri berjejer sejumlah pimpinan gereja serta perwakilan pemerintah daerah dan seorang menteri kabinet. Menteri Agama, Lukman Hakim Saifuddin secara seksama menjadi saksi penyerahan secara estafet Obor Paskah 2019. Setelah obor diserahkan kepada perwakilan pemerintah Kabupaten Toba Samosir/Tobasa (Sumatera Utara) dan perwakilan dari pemerintah Kabupaten Poso (Sulawesi Tengah). Selanjutnya, obor akan dibawa ke lokasi penyelenggeraan Paskah Nasional 2019 di Poso. Melalui sejumlah daerah, Obor Paskah diarak,
Dalam pesannya saat sambutan Pra Paskah Nasional 2019 (Minggu Sengsara) di dalam gereja beberapa saat sebelumnya, Lukman Hakim Saifuddin menyampaikan pentingnya fungsi pimpinan umat Kristiani di Indonesia. Menteri Agama asal Partai Persatuan Pembangunan ini berpandangan, keterkaitan antara keagamaan, kebangsaan, dan kemanusian sangat tepat. Bukan hanya terkait Indonesia, tapi juga masyarakat dunia. Saat ini di sejumlah wilayah masih terjadi tragedi kemanusian. “Para tokoh agama kita, dengan berbagai kedalaman ilmu, kesalehan ibadah, serta keragaman kearifan lokalnya menjadi semakin memiliki tingkat urgensi dan relevansi yang tinggi untuk terus menyuarakan pentingnya menjaga dan memelihara persaudaran kemanusiaan kita,” ujar Lukman Hakim.
“Pemuka agama adalah mereka yang tidak saja hatinya bergetar ketika ayat-ayat Tuhan dibaca dan didengar, tapi juga tergelitik saat agama, bangsa, dan kemanusian terusik. Karena itu, atas dasar cinta dan kedamaian, para pemuka agama berada di garda terdepan dalam menghadapi penjajahan dan ketidakadilan. Atas dasar cinta dan kasih sayang, para tokoh agama bersatu untuk menolong dan membimbing sesama manusia menuju jalan-Nya yang lapang dan lempang, jalan kebahagian dan keselamatan serta jalan kedamaian. Tokoh-tokoh agama, pemuka agama, pimpinan majelis agama, orang-orang yang tulus dan bersih tanpa pamrih. Karena laku hidupnya dipersembahkan tidak lagi hanya untuk yang bersifat fana saat ini dan kini, tapi juga untuk kekal nan abadi,” katanya.
“Tokoh dan pemuka agama dalam kehidupan sehari-hari selalu meneduhkan dan mencerahkan, di saat yang lain meresahkan dan memanaskan. Mereka juga memberi inspirasi di saat yang lain memprovokasi. Semua umat memiliki tempat terhormat sebagai makhluk-Nya. Sehingga bukan hak manusia untuk saling mencela, saling mencaci dan apalagi saling membenci sesama. Inti ajaran agama hakikatnya adalah memanusiakan manusia. Para agamawan dan pendahulu kita menyebarkan ajaran agama dengan akhlak yang mulia dan perilaku terpuji yang amat mempesona,” tegasnya.
Didampingi Eusabius Binsasi (Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik), Menteri Agama juga menandatangani prasasti Tugu Paskah Nasional. Pra-Paskah Nasional 2019 juga dihadiri Pdt Dr Henriette T Hutabarat-Lebang (Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia/PGI), Irjen Pol (Purn) Dr Drs Ronny Franky Sompie SH MH (Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia), Pdt Dr Ronny R Mandang MTh (Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja dan Lembaga-lembaga Injili Indonesia/PGLII), Dr Soritua AE Nababan LLD (Ketua Dewan Gereja Dunia periode 2009-2013), Pdt Gomar Gultom MTh (Sekretaris Umum PGI), Pdt Dr Alma Shephad Supit (Ketua Umum Lembaga Paskah Nasional), Panitia Paskah Nasional 2019, sejumlah tokoh kristiani, dan seratusan insan gerejawi.
Bertema ‘Karya Terbesar’ (Yohanes 3:16) dan sub-tema ‘Sintuwu Maroso’ (Bahasa Poso yang artinya, Bersatu Kita Teguh), Paskah Nasional 2019 terdiri sejumlah rangkain termasuk Ibadah Agung Minggu Sengsara (Pra Paskah Nasional) di Jakarta pada Jumat, 12 April 2019; Seminar Kerukunan dan Pembangunan Manusia di Poso serta Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) di Poso pada 9 Mei 2019; Seminar Hamba-hamba Tuhan di Tentena (Kabupetan Poso) dan Ibadah Agung Paskah Nasional di Tepi Danau Poso pada 10 Mei 2019, Wisata Rohani dan Malam Kebudayaan (11 Mei 2019), Ecumenikal Visit terdiri atas pelayanan ke gereja-gereja dan Kirab Obor Paskah Nasional menuju Palu (Sulawesi Tengah) pada 12 Mei 2019, serta Kebaktian Kebangunan Rohani Paskah Nasional di Palu (13 Mei 2019).
Sejumlah pembicara yang direncanakan tampil termasuk Pdt Dr Soritua AE Nababan LLD, Pdt Dr Henriette T Hutabarat-Lebang, Laksda TNI Wuspo Lukito SE MM, Pdt Gomar Gultom MTh, Pdt Dr Jacob Nahuway MA, Pdt Gilbert Lumoindong STh, Ev Feba Affan, Pdt Dr Johny Weol, Dr Inge Handoko, Darmin Agustinus Sigilipu, dan Ketua Umum Sinode GKST. Panitia Pusat Paskah Nasional 2019 diketuai Prof Dr Yohana Susana Yembise Dip Apling MA (Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak/PPPA). Pdt Debby Supit Pieter STh (Wakil Ketua Umum), Pdt Dr Anna Nenoharan (Ketua Hubungan Kelembagaan), Nova Ernny Rumondor (Ketua Pelaksana Harian), Conny Runtuwene (Sekretarus Umum), Megawati Catherine (Bendahara), dan Angelica Tengker (Kontributor).
Panitia Pengarah Paskah Nasional 2019 terdiri atas; Pdt Dr Julianus Mojau (PGI), Romo Agustinue Hery Wibowo (KWI), Laksda TNI Wuspo Lukito (Wakasal), Irjen Pol Dr Ronny F Sompie SH (Dirjen Imigrasi), Pdt Ir Hano Palit (PGPI), Dr Inge Handoko (PGLII), Kapten Jerry Rambitan (Bala Keselamatan), Pdt David Panjaitan (GMAHK), Romo Khaerul Munawar (GOI), Pdt Kus Daryono (PBI), Robby Repi SE (Convocator), dan Pdt. A Shephard Supit (Lembaga Paskah Nasional).
Pdt Dr Alma Shephad Supit, dalam sambutannya, menyatakan, oleh Anugerah Tuhan, Paskah Nasional yang dimulai pada tahun 2005, atas inisiasi warga gereja dapat berlangsung setiap tahun secara rutin dan pada tahun 2019 ini sudah memasuki yang ke-15 kalinya. “Waktu Paskah Nasional XIV di Danau Toba (Sumatera Utara) diketuai Brigjen TNI (Purn). Dr. Hj. Nurhajizah Br Marpaung SH MH (Wakil Gubernur Sumatera Utara ke-4 periode 9 Maret 2017–16 Juni 2018). Acara ini akan memberkati teman-teman di Sulawesi Tengah, seluruh Nusantara, bahkan luar negeri. Potensi sumber daya manusia, budaya, alam yang Tuhan karuniakan kepada saudara-saudara kita di Tano Batak,” ucap Shephard Supit.
Sekilas perjalanan Paskah Nasional diawali pada tahun 2005 dan dilaksanakan di kawasan Monumen Nasional (Jakarta) serta menampilkan dua pembicara masing-masing; Pdt Dr Stephen Tong dan Pdt Dr Jacob Nahuway MA. Event ini dihadiri ribuan umat Kristiani dan hamba-hamba Tuhan dari berbagai gereja dan lapisan masyarakat. Paskah Nasional yang dilakukan setiap tahun kemudian kembali dilaksanakan di Jakarta (I-VI) secara interdenominasi derngan semangat oikumene. Semuanya diinisiasi oleh jemaat Tuhan serta didukung kementerian agama, gereja-gereja, dan pemerintah.
Paskah Nasional VII tahun 2011 dilaksanakan di Jayapura (Papua). Event ini disertai Konferensi Transformasi Papua dan diadakan di Gedung Olahraga Cendrawasih. Sedang, Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) selama tiga malam dilaksanakan di Lapangan Entrop (Jayapura). Paskah Nasional VIII tahun 2012 disertai Konferensi Transformasi Indonesia (KTI) dan Kovensi Pemuda Indonesia (KPI) serta diadakan di Bandung (Jawa Barat). Paskah Nasional IX tahun 2013 diadakan di Surabaya (Jawa Timur) disertai Temu Konsultasi Warga Gereja (TKWG) dan Temu Konsultasi Pimpinan Kristiani (TKPK) yang menghasilkan ‘Surabaya Consensus’, yaitu dengan diluncurkannya Gerakan Indonesia Cerdas yang berada di bawah naungan Lembaga Indonesia Cerdas. Lewat pelatihan ini sudah mentraining serta mengirim hampir 1000 guru ke pelosok Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Paskah Nasional X tahun 2014 di Manokwari (Papua Barat) disertai Konferensi Misi Indonesia sekaligus memperingati 168 tahun Injil masuk Papua. Momentum ini melahirkan Revolusi Mansinam, yang terdiri atas Komitmen Gereja-gereja di Indonesia untuk terus melaksanakan Amanat Agung Tuhan Yesus Kristus, dan mengokohkan jati diri Tanah Papua sebagai Tanah Injil yang patut disyukuri, dikembangkan diri dan kekhususan tersebut. Paskah Nasional XI tahun 2015 di Kupang (Nusa Tenggara Timur/NTT) disertai Seminar Pembangunan Manusia di Gereja GMIT Anugerah Kupang dan Pawai Paskah. Momentum ini meneguhkan untuk gereja terlibat aktif bagi pemberdayaan masyarakat dan pembangunan sember daya manusia, khususnya terkait dengan sumber daya manusia dari tenaga kerja Indonesia (TKI) dan tenaga kerja wanita (TKW).
Paskah Nasional XII tahun 2016 dilaksanakan di Kabupaten Lanny Jaya (Papua) dan sertai Konferensi Pendidikan Kristen. Dalam konferensi ini didorong untuk misi Pendidikan Kristen, diperbarui, ditingkatkan, dan disebarkan dengan salah satu cara yaitu menyebarkan Guru-guru Misionaris, Pendidik Transformasi (Petra) Indonesia Cerdas, ke seluruh Nusantara yang diawali dengan mengirim ke semua kabupaten dan pelosok Tanah Papua. Paskah Nasional XIII tahun 2017 diadakan Manado dan Tondano (Sulawesi Utara). Event ini disertai Pekan Kerukunan Nasional 2017 serta Konferensi Misi dan Pemuda Global sekaligus memperingati 500 Tahun Reformasi (Marthen Luther 1517-2017) yang tuirut dihadiri pimpinan dewan gereja dunia (World Council of Churches (WWC), Chairperson World Christian Student Federation (WSFC), Christian Confrence of Asia (CCA) serta gereja-gereja dan badan-badan misi baik dari dalam dan luar negeri, pimpinan FKUB, pejabat-pejabat Kementerian Agama dan Duta Besar, Paskah ini mengangkat tema “Torang samua ciptaan Tuhan (We are all created by God).
Paskah XIV tahun 2018 dilaksanakan di kawasan Danau Toba (Sumatera Utara). Ibadah Agung Paskah Nasional diadakan di Belige. Obor Paskah Nasional diserahkan kepada perwakilan dari Poso. Penyerahan Obor Paskah menandai Paskah Nasional XV tahun 2019 diadakan di Poso dan Tentena (Sulawesi Tengah). Dalam rapat FUKRI di kantor PGI pada tanggal 8 Februari 2019, yang terdiri dari aras-aras gereja seperti PGI, PGPI, PGLII, GMAHK, PBI, GOI, Bala Keselamatan, dan KWI telah disepakati bahwa Paskah Nasional 2019 diadakan bersama oleh semua atas gereja. ini merupakan langkah konkrit untuk kesatuan dan kebersamaan gereja semakin terwujud. (Epaphroditus Ph M)