Kesaksian John Liem: Disembuhkan Tuhan Dari Kelumpuhan Total!

Kesaksian, News, Profil2351 Views

Gaya bicaranya lugas dan bersemangat ketika mengajak jemaat untuk setia mengikuti teladan Tuhan Yesus, serta memotivasi banyak jiwa yang mendengar kotbahnya akan mematuhi ajaran tentang kebenaran Alkitab. Dialah Pdt. John Liem. Ia adalah seorang Pendeta yang dipakai Tuhan di ladang Market place, berkotbah di Persekutuan Doa Kantor; serta  menjadi konsultan berbagai perusahaan khususnya di bidang pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

Siapa sangka, John, demikian sapaan akrabnya, ternyata dulunya seorang pemabuk,pemakai narkoba, sering terlibat kasus kejahatan dan kerap terlibat perkelahian bersama teman-teman sebayanya. Bukan itu saja, John juga pernah terjerat dalam praktik okultisme yang membuat dirinya semakin jauh dari Tuhan.

Apa yang membuat John bertobat hingga terpanggil menjadi Pendeta? Bagaimana mujizat terjadi ketika diizinkan sakit lumpuh selama 6 bulan dan disembuhkan Tuhan secara total? Ikuti petikan wawancaranya dengan  Victoriousnews.com secara eksklusif berikut ini.

John Liem ketika ditemui di sebuah Mal di kawasan Jakarta Utara beberapa waktu lalu

 Bisa diceritakan latar belakang Anda?

 Saya lahir di Jakarta, 9 Oktober 1966. Usia saya sekarang 57 atau jalan 58 tahun. Saya anak kedua dari 3 bersaudara (kakak tertua saya laki-laki2 dan adik saya perempuan). Almarhum Ayah saya bernama Kasim Leman berasal dari Kalimantan Selatan. Sedangkan Ibu saya bernama Rosida Sugondo berasal dari Padang, Sumatra Barat. Ayah saya itu beragama non Kristen, sedangkan Ibu saya itu menganut Katolik. Puji Tuhan Ibu diberikan Panjang umur. Saat ini usianya hampir mendekati 90 tahun. Kalau ayah meninggal saat saya berusia 11 tahun. Saat itu saya masih kelas 5 SD di Jakarta. Tetapi ketika Ayah saya meninggal, kami memutuskan pindah ke Sumatra Barat, ke kampungnya Ibu. Dan saya melanjutkan sekolah SMP & SMA di sana. Saya waktu itu tinggal di rumah kakek.Hampir 12 tahun saya tinggal sama kakek, nenek, ibu dan kakak saya.

Bagaimana Masa Kecil Anda & Didikan Seperti Apa Selama Bersekolah di Sumatra Barat?

Saya merasakan perbedaan, terutama dalam hal kasih sayang.  Perbedaan ini saya rasakan antara saya dan kakak saya. Mungkin kakak saya dari kecil sudah diasuh sama kakek, jadi rasa kasih sayangnya lebih besar dari saya. Sedangkan saya sejak SMP baru ikut kakek. Saya merasa kasih sayang kakek itu berbeda sekali dalam memperlakukan cucunya. Bedanya tuh, kalau saya melakukan kesalahan kecil, kok sanksinya besar. Tapi kalau kakak saya melakukan kesalahan besar sanksinya kecil. Singkat cerita saya merasa tidak betah di rumah itu. Akhirnya saya mencari pergaulan di luar, padahal itu kan masa remaja.

Disitu saya mencari jatidiri dan terlibat pergaulan yang kurang baik dengan teman-teman sebaya saat itu.

Nah itulah awal mula saya sering jatuh ke dalam dosa. Bergaul dengan teman2 yang tidak baik hingga akhirnya berdampak pada sekolah saya juga tidak baik. Walaupun akhirnya lulus juga SMP. Kemudian masuk SMA, lebih parah lagi pergaulan saya. Karena di SMP saja sudah begajulan, maka SMAnya lebih parah lagi. Saya sering bolos, tidak masuk sekolah, malas belajar dan sebagainya. Nah di SMA inilah saya boleh katakan terjerumus habis-habisan. Bahkan sudah menjurus kepada tindakan kriminal, ada unsur pidananya. Mulai terlibat dengan narkoba, sampai tingkat kejahatan, perkelahian dan sebagainya.

Karena saya pendidikannya amburadul, dan tinggal kelas, lalu saya pindah sekolah. Mencari sekolah yang dimana, disiplinnya tidak terlalu kuat. Akhirnya dapat sekolah, dan saya anggap sebagai sekolah pelarian saya, melengkapi pendidikan agar saya lulus.Akhirnya saya lulus. Tapi saya tidak ada niat untuk melanjutkan Pendidikan yang lebih tinggi, karena masih terlibat pergaulan tidak baik dan sangat nakal.

Saking Nakalnya Anda Juga Pernah Terjerat Okultisme, Benarkah?

Saya sempat jatuh dalam dunia okultisme. Kenapa saya bisa jatuh ke okultisme? Karena Ayah saya dulu juga  belajar tentang ilmu-ilmu kebatinan. Sedangkan dari pihak ibu saya, kakek saya juga belajar seperti itu. Sebenarnya awalnya, saya bukannya niat mau belajar dan tidak dapat warisan ilmu dari mereka. Tapi saya waktu banyak bertentangan dengan kakek saya sendiri. Karena saya merasakan beda kasih sayang di rumah, sehingga ada rasa dendam disitu. Dan saya berpikir untuk mengalahkan kakek saya, maka saya juga belajar ilmu kebatinan juga. Disitulah saya lebih dalam lagi terjerumus hal-hal yang bersifat penyembahan kepada setan. Perjalanan hidup saya bukannya makin terang, tapi makin lama makin gelap.

Lalu Bagaimana Kisah Pertobatan Anda?

Ibu saya sering mendoakan agar saya bertobat. Karena ibu saya gak tahan,sering orang tak dikenal. Rumah Ibu saya sering didatangi lawan geng saya atau aparat kepolisian yang cari saya. Rumahnya digedor-gedor. Ibu saya jantungan. Saya tidak tinggal di rumah. Karena saya tahu sering dicari. Makanya saya tinggal di suatu komunitas. Komunitas anak-anak kolong. Dan saya katakan, saya merasa aman tinggal disitu. Tapi kehidupan saya tidak ada damai sejahtera. Karena saya paling takut dengar sirine. Jadi kalau ada sirine bunyi, saya bisa loncat dari tempat tidur. Padahal gak ada apa-apa. Cuman ada mobil lewat doang.

Nah,tepatnya 9 Oktober waktu itu hari ultah saya. Waktu itu saya masih umur 21 tahun. Saya ingat ibu saya mendoakan saya selama 6 bulan. Dan selama 6 bulan itu ada ibadah rumah tangga dari sebuah gereja karismatik. Ibu saya sering ngajak saya untuk ikut ibadah. Awalnya saya menolak. Tapi pada tanggal 9 Oktober itu saya datang ke rumah, ibu saya bilang nanti malam ada ibadah, kamu datang ya. Saya bilang tidak mau. Kemudian ibu saya bilang, ini ibadah untuk hari ulang tahunmu. Terus saya kaget, tumben sudah sekian lama, dari kecil sampai umur 21 tahun baru  dirayakan.  Kalau mau rayakan dari dululah, kok umur 21 tahun baru dirayakan. Tapi kayaknya memang sudah waktunya Tuhan saya ditangkap. Malam itu saya datang dan ikut ibadah.

Saya merasa tidak enak, gerah. Tapi karena saya berada di tengah-tengah mereka, mau alasan ke toilet atau kemana untuk tinggalkan tempat, tidak bisa. Apalagi ketika Pendetanya kotbah, temanya tentang anak yang hilang. Dalam hati saya, ini pendeta nyindir saya nih. Tapi herannya pas kotbah itu berlangsung, saya tiba-tiba menitikkan air mata. Berada  di tengah jemaat, saya terus menundukkan kepala supaya tidak kelihatan kalau saya menangis. Ada rasa gengsi waktu itu, anak laki-laki kok nangis, cengeng banget.

Saya benar-benar menangis dijamah Tuhan. Setelah ibadah bubar, saya tanya sama ibu saya, ini tiap seminggu sekali ada ibadah di tempat ini? Ibu saya bilang ya, kenapa? Akhirnya saya pamit pulang ke komunitas. Pada malam itu saya tidak bisa tidur. Saya kepikiran ibadah tadi. Kok tenang, damai ya. Biasanya saya gak bisa tidur itu karena dag-dig-dug takut dikejar polisi. Ini saya gak bisa tidur kok damai sejahtera. Jadi beda tidak bisa tidurnya. Akhirnya saya memutuskan, setiap minggu datang lagi ikut ibadah di rumah ibu saya. Hampir 3 bulan saya ikut ibadah, akhirnya saya memutuskan untuk balik ke rumah. Dan saya pamit sama teman-teman komunitas geng saya.

Bagaimana Respons Teman-Teman Komunitas, Ketika Tahu Anda Bertobat?

Ternyata mereka tidak mau lepasin saya. Karena saya banyak tahu tentang mereka.Saya masih ingat, ketika ada ibadah di rumah ibu saya. Waktu itu saya pulang naik motor dengan keponakan pendeta sambil bawa gitar, tiba-tiba di belakang saya dipepet oleh motor. Saya gak tahu motor siapa, saya gak kenal. Mereka mau ambil kunci motor saya dan mau diberhentikan. Saat itu saya refleks, kemudian saya tendang dia ke tengah jalan. Tapi saya gak nyadar kalau di belakang ada mobil. Mobil itu mau nabrak saya, disitulah saya ngebut. Saya kabur dan dikejar mobil. Singkat cerita, saya ambil jalan tikus, akhirnya mobilnya kehilangan jejak. Mulai dari situ saya merasa terancam. Saya kepikiran, siapa yang mau nabrak saya. Pilihannya kalau saya gak cedera kecelakaan, ya kemungkinan mati. Perkiraan saya itu mungkin orang suruhan. Akhirnya malam itu saya nginap di rumah keponakan pendeta itu. Di pastori gereja. Saya bilang ke pendeta, malam ini saya boleh gak nginap di disini. Saya tadi mau dicelakakan, mau ditabrak orang tak dikenal. Saya tidak nyaman. Puji Tuhan Pendeta itu izinkan saya tidur di Pastori gereja. Besok paginya saya bingung mau pulang kemana? Tapi setelah sarapan, saya putuskan pulang ke rumah ibu saya. Saya bilang, saya mau pulang ke rumah, dan ibu saya senang sekali.

Ternyata selama saya tinggal di rumah Ibu saya,  ada rasa tidak aman. Kemudian saya cerita ke Pendeta lagi. Pendetanya bilang bagaimana kalau kamu saya kirim ke Jakarta? Ya sebenarnya tujuannya untuk melarikan diri dari teror geng akhirnya saya pergi ke Jakarta. Kemudian saya dikirim ke Training Center salah satu gereja Rawamangun. Disitu saya mulai mendapat semacam panggilan untuk mendalami tentang kebenaran firman Tuhan.

Kapan Anda Mulai Terjun Dalam Pelayanan?

Mulai tahun 1989, saya direkomendasikan untuk belajar di Sekolah Alkitab di Batu Malang. Disitulah saya benar-benar mengenal.kebenaran firman Tuhan. Sejak saat itu, saya betul-betul start untuk melayani Tuhan. Tapi karena masih umur 22 tahun, saya masih sering lari dari panggilan. Setelah saya lulus sekolah Alkitab, saya diutus praktek di salah satu gereja di Subang Jawa Barat. Setelah itu saya memutuskan untuk menikah dengan istri saya sekarang (Imelda Novianti). Dia juga mulai kenal Tuhan. Kami menikah dan diberkati di gereja Padang.

Setelah menikah, kami ambil pelayanan di Malang. Karena waktu di Malang, saya banyak kenal teman-teman di sana. Kami merintis pelayanan untuk orang-orang yang sangat sederhana. Mulai tukang becak, pengamen, pemulung dan sebagainya. Saya melayani di pinggiran rel kereta api di Malang. Dan kami

Saat itu kami ngontrak rumah kecil, cuma ada satu kamar di atas, dan satu ruang tamu di bawah. Disitulah kami mulai tinggal dan merintis pelayanan. Nah setelah pelayanan mulai membesar, saya serahkan kepada teman saya di sana. Kemudian kami memutuskan pulang ke Padang lagi. Alasannya, karena waktu itu istri saya hamil, dan di Malang tidak ada sanak family. Setelah pulang ke Padang,menjadi dilema adalah saya belum punya pekerjaan. Dalam arti pekerjaan yang ada penghasilan gaji bulanan. Tapi saya berpikir, saya sudah punya keluarga, nanti punya anak kan semua butuh biaya. Disitulah saya merintis dunia karir sebagai seorang sales di sebuah perusahaan. Awalnya di perusahaan makanan kaleng, kemudian saya pindah ke perusahaan farmasi. Setelah beberapa tahun saya pindah lagi ke perusahaan multinasional bergerak di bidang furniture. Karir saya sampai tahun 1996 menduduki posisi sebagai  sales supervisor.

Tahun 1996 saya masih ingat ada seminar dari seorang hamba Tuhan dari  Jakarta, mengadakan seminar dan KKR di Padang. Saya ikut seminar itu dan saya kenal hamba Tuhan ini, ketika saya tinggal di Malang. Setelah ketemu dengan hamba Tuhan ini, saya ditawarkan untuk bantu pelayanan di Jakarta. Akhirnya saya mengiyakan, ini adalah panggilan saya dalam pelayanan.

 John Liem bersama istri & ketiga anak-anak.(dok: pribadi}

Bagaimana Ceritanya Anda Terpanggil  Pelayanan Di Dunia Market Place?

Setelah itu saya putuskan balik lagi ke Jakarta. Saya melayani pekerjaan Tuhan di salah satu Yayasan gereja di Jakarta kurang lebih hampir 4 tahun. Memang bukan pelayanan kotbah atau mimbar. Tapi saya diberikan pekerjaan untuk mengedit kaset kotbah hamba Tuhan. Waktu itu belum ada CD, masih kaset biasa. Jadi siapun pendeta yang kotbah, saya edit dan hilangkan hal-hal  yang berbau SARA. Hasil dari editan itu adalah kaset yang boleh dijual di pasaran. Disitulah proses bagi saya, untuk belajar dari berbagai hamba Tuhan dan mendengarkan kotbahnya. Saya belajar public speaking-nya. Ya belajar kotbah. Istilah teologinya disebut homelitiknya. Saya diberi kesempatan untuk mendengarkan kotbah pendeta besar, baik lokal maupun luar negeri. Itulah hikmat yang Tuhan berikan.

Pada tahun 2000 ada salah satu jemaat di gereja, kantornya bergerak di bidang bisnis konsultan. Kemudian dia ajak saya bergabung. Karena saya punya kemampuan public speaking bagus. Nah saat itu saya ditawari menjadi motivator di perusahaannya. Wah saya bilang ini PR baru. Mungkin ilmu yang bisa saya pakai hanya public speaking. Tapi memang  beda kotbah dengan bicara motivasi di dunia kerja, saya belum pernah saat itu. Tapi akhirnya saya putuskan untuk bergabung. Disitulah saya belajar yang namanya dunia bisnis. Saya belajar marketplace, saya belajar bisnis. Saya belajar marketing, HRD dan sebagainya.

Sampai akhirnya tahun 2005, saya merintis sendiri di bidang konsultan pengembangan SDM. Kebetulan ada salah satu klien yang back-up saya. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang media. Disitulah saya mulai merintis pekerjaan saya sampai sekarang.

Lalu Bagaimana Ceritanya Anda Bisa Mengalami Sakit Lumpuh Total?  

Ternyata setelah nyaman di dunia market place itu, saya mulai meninggalkan Tuhan. Dalam arti, ketika saya mulai merintis di dunia bisnis, saya mulai meninggalkan pelayanan mimbar. Ceritanya, ketika saya sudah dijadwalkan pelayanan kotbah di gereja, saat itu tiba-tiba ada acara seminar tanggal dan waktu yang sama.

Jujur waktu itu saya terjebak dengan persembahan kasih dan harga profesional dengan nilainya jauh lebih besar. Disitulah saya lebih memilih kepada materi. Itu dosanya. Jadi setiap ada jadwal pelayanan kotbah saya batalkan jika ada acara seminar.  Akhirnya, tahun 2006 Tuhan tegur saya, sakit gulain  baresyndrom. Dimana saya kena lumpuh total. Penyakit ini menyerang susunan syaraf tepi. Organ yang ada dalam tubuh kita ikut lumpuh. Paru-paru jadi sesak nafas, lambungnya tidak bisa menerima makanan. Kontraksi usus sudah stop. Saat itu yang masih bagus adalah jantung dan otak. Makannya hanya melalui  infus saja dan pakai oksigen, karena nafas saya sudah sesak. Waktu itu kondisi saya semakin hari, semakin memburuk, semakin lemas. ((Guillain-Barré Syndrome atau biasa dikenal sebagai penyakit GBS adalah kondisi langka yang disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang menyerang sistem saraf. Kondisi ini mungkin membuat saraf meradang yang berakibat pada kelumpuhan atau kelemahan otot apabila tidak segera ditangani.Penyakit kelainan autoimun ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang bagian dari sistem saraf tepi, yaitu sebuah jaringan saraf yang terletak di luar otak dan sumsum tulang belakang. Penyakit GBS sebenarnya tidak bisa dibilang suatu penemuan baru dalam dunia medis, karena selama ini sudah pernah ditemukan beberapa kasus).

Ketika saya dalam kondisi lumpuh, ada salah seorang klien saya yang kebetulan usahanya bergerak di toko buku Kristen membesuk saya di RS  PGI Cikini. Ibu ini adalah Direksi di TB Kristen dan mengunjungi saya. Dia bilang satu kata, John Tuhan mau bicara sama kamu!. Kurang lebih hampir seminggu saya sakit, terus terngiang di telinga, perkataan Ibu  yang bilang John Tuhan mau bicara sama kamu.

Penyakit GBS  Ini Tergolong Langka & Sulit Disembuhkan. Bagaimana Anda Beriman Bisa Mengalami Kesembuhan?

Ketika istri saya datang ke RS, saya katakan tolong bawain alkitab yang biasa saya baca. Kemudian saya minta tolong istri saya untuk bacakan kitab Markus 2:9 “Manakah lebih mudah, mengatakan kepada orang lumpuh ini: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalan”. Ayat itu nancep dalam pikiran saya. Tapi waktu itu kondisi saya justru semakin menurun dan kehilangan kesadaran.

Saya kehilangan kesadaran selama 2 hari. Setelah sadar, saya tanya sama istri, ada yang doain saya ketika saya dalam kondisi tidak sadar? Istri saya bilang, tidak ada yang doakan kamu. Karena kamu masuk ke dalam ruangan isolasi. Dipasang oksigen, alat detak jantung, infus dan sebagainya lengkap semua. Kamu terisolir di ruangan itu, dan tidak ada yang masuk dan mendoakan. Mungkin dari luar iya ada beberapa rekan hamba Tuhan yang mendoakan. Lalu saya bilang, saya dengar dengan jelas ada yang mendoakan. Istri saya bilang tidak ada. Saya ngotot ada. Lalu istri saya tanya doanya gimana?

Doanya begini, John bangkit, bangun dan berjalanlah. Suaranya laki-laki berwibawa tapi lembut. Istri saya bilang tidak ada yang mendoakan begitu. Mulai saat itulah saya tahu, saya diberikan kesempatan audible untuk mendengar suara DIA (Tuhan). Suaranya sangat berwibawa dan sangat lembut. Beberapa hari kemudian, jari telujuk saya bisa bergerak, kemudian tangan bisa diangkat, besoknya lagi saya bisa mengangkat lengan. Kemudian saya mulai bisa mengangkat kepala . Hampir kurang lebih sebulan, saya sudah bisa duduk, walaupun belum bisa berjalan. Akhirnya dokter menyatakan saya sudah sembuh dari penyakit gulain baresyndrome. Saya dirawat hampir sebulan. Tapi proses recoverynya, sejak keluar RS itu selama 6 bulan.

 Apakah Anda Merasa Kesembuhan Itu Mujizat Dari Tuhan?

Itu pasti mujizat Tuhan. Walaupun saat itu saya masih mengonsumsi obat. Dokternya bilang, Pak ini obat masih uji coba ya. Lho ko saya jadi kelinci percobaan waktu itu. Karena obat ini belum pernah digunakan. Jenis obatnya immunoglobulin untuk menaikan daya tahan tubuh, yang dikonsumsi melalui infus. Satu hari bisa pakai 4.  Satu botol obat harganya 2,5 jt. Itu buat kami sangat mahal. Karena kami tidak punya asuransi saat itu. Tapi ada saja berkat. Tuhan memberkati lewat tangan orang lain, lewat klien yang mendonasi biaya pengobatan saya. Bahkan ada yang mengcover seluruh biaya RS.

Selama recovery saya belajar jalan. Kurang lebih 3 bulanan. Karena belajar berjalan mulai dari nol, belajar keseimbangan. Kurang lebih 6 bulan saya sudah bisa berjalan normal.  Tapi pelajaran selama 6 bulan itu saya teringat sama seorang Ibu yang bilang, John Tuhan mau bicara sama kamu. Darisitulah saya ditegur, jangan bertuankan mamon. Karena waktu itu saya  lebih memilih bisnis yang uangnya lebih besar dari pelayanan. Bisnisnya sih tidak salah, tapi orientasinya yang salah yaitu uang. Tuhan tegur dan katakan, kalau kamu sudah lumpuh, kamu bisa apa? Tidak bisa apa-apa. Sepintar-pintarnya kamu, kamu gak bisa apa-apa. Itu suara yang datang kepada saya. Kemudian saya bilang, Tuhan ampuni saya. Saya berjanji, saya akan kembali kepada panggilan.

Setelah Sembuh Total, Anda Mulai Pelayanan Lagi Dimana?

Setelah saya sembuh (akhir tahun 2006), kemudian saya direkomendasikan oleh sebuah gereja, untuk melayani persekutuan kantor (2007). Dimana dia mengorganise banyak perusahaan, tapi ibadah kantor. Jadi setiap hari Jumat ibadahnya, ketika saudara kita yang Muslim sholat Jumat, yang Kristen ibadah kantor. Saya salah satu pembicaranya di berbagai perusahaan di Jakarta.  Karena background saya konsultan SDM, maka tepatlah kalau menjadi pembicara di persekutuan kantor. Jadi Tuhan tidak pernah salah dalam menempatkan dan tidak pernah salah panggil seseorang. Artinya saya punya kompetensi bidang ini, dipanggil lagi dalam pelayanan yang sesuai bidangnya. Dalam persekutuan kantor itu banyak karyawan yang  konsultasi kepada saya. Mulai dari marketing, HRD dan lain sebagainya. Dan saya menyampaikan dan membentu mereka, dan sangat memberkati mereka. Pelayanan saya kan dunia marketplace, dunia kerja. Inilah dunia pelayanan saya. Dimana kita bisa memberkati perusahaan melalui pelayanan kita. Artinya, nilai-nilai Alkitab bisa kita terapkan dalam dunia kerja. Singkat cerita, saya pelayanan di dunia marketplace sejak tahun 2007 sampai sekarang.

Apa Pesan Anda Kepada Para Hamba Tuhan Agar Tidak Melenceng Dari PanggilanNya?

Pesan saya, pelayanan adalah sebuah panggilan terhormat yang diberikan dalam kehidupan kita. Karena disaat kita punya, merasa lebih dari segala-galanya, justru sebenarnya itu tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Karena semua kompetensi, semua keahlian dan semua yang kita miliki itu adalah titipan dari Tuhan. Ketika saya lumpuh, saya bisa apa? Tinggal tunggu mati saja saat itu. Tapi puji Tuhan, Tuhan masih memberikan kesempatan kedua. Pesan saya tetap utamakan Tuhan, jangan menyimpang ke kanan dan ke kiri. Tuhan adalah nomor satu dalam kehidupan saya, carilah dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya.

Biodata Singkat:

Nama                      : Pdt. John Liem

Tempat/Tgl Lahir : Jakarta, 9 Oktober 1966

Nama Istri              : Imelda Novianti

* Imelda Febrita ( anak pertama )

* Kathleen Novani ( anak kedua )

* Christofer Bryan Johnson (anak ketiga)

Pelayanan:

> Konsultan SDM

> Pelayanan Market Place

> Kotbah Minggu

Comment