Jakarta,Victoriousnews.com,-Upaya merajut tali persaudaraan dan merawat toleransi antar umat beragama terus dilakukan oleh tokoh Gereja Bethel Indonesia (GBI), Pdt. Paul Widjaja, dalam setiap pelayanannya. Selama belasan tahun, ia konsisten menghadiri dan berpartisipasi dalam berbagai kegiatan lintas agama, menunjukkan komitmennya dalam menjaga persaudaraan serta kebersamaan di tengah keberagaman.

Komitmen itu kembali ditunjukkan dengan menggelar buka puasa bersama (bukber) di Restoran Nasi Tempong Indra Bali, Kelapa Gading, Jumat (21/3/25). Acara ini dihadiri oleh Ketua Umum Forum Betawi Rempug (FBR), K.H. Lutfi Hakim, Ustadz Fajri, serta sejumlah tokoh budaya dari Jabodetabek.
Dalam suasana penuh kekeluargaan, K.H. Lutfi Hakim menyampaikan rasa bahagianya atas terselenggaranya acara buka puasa bersama ” Saya merasa satu kebahagiaan yang tidak terkira dan juga kehormatan. Meski hanya terjadi setiap tahun, setidaknya kita masih bisa bersilaturahmi. Saya tahu masing-masing memiliki kesibukan luar biasa, apalagi Pak Paul Widjaja,” ujarnya.
Lebih lanjut, K.H. Lutfi Hakim menegaskan bahwa pertemuan lintas agama seperti ini membawa banyak manfaat, terlebih di bulan suci Ramadan yang penuh berkah.”Semoga ini bisa menambah kemanfaatan, membuat hidup kita diberkahi Tuhan, panjang umur dalam keadaan sentosa dan selamat,” katanya.
Menjaga Toleransi untuk Masa Depan yang Harmonis
Menurut K.H. Lutfi Hakim, merajut dan menjaga kebersamaan adalah kesadaran yang harus dimiliki oleh setiap warga negara Indonesia, mengingat bangsa ini lahir dari perbedaan.”Perbedaan adalah kenyataan yang harus kita kelola dengan baik. Jika tidak, apa yang diwariskan leluhur kita bisa hilang. Justru karena kita berbeda, yang harus dicari adalah persamaan agar bisa bersinergi dan memberikan manfaat bagi masyarakat,” tegasnya.

Ia menilai bahwa inisiatif seperti yang dilakukan oleh Pdt. Paul Widjaja patut diteladani.”Kita harus membangun komunikasi dengan mereka yang memiliki latar belakang berbeda. Jangan sampai kita merasa hanya bingkai kehidupan kita yang benar, sementara yang lain salah. Justru kebaikan itu bisa kita ciptakan bersama, manfaat itu bisa kita wujudkan bersama. Jika kita bekerja sama, kota kita maju dan warganya bahagia,” ujarnya.

Kyai Lutfi mengungkapkan bahwa dalam membangun hubungan antar sesama, yang paling utama adalah persoalan hati.”Kita tidak bertemu karena kepentingan, tetapi karena kedekatan hati. Meskipun jauh, jika dekat di hati, maka kita akan selalu ingin bertemu dan bersama,” ucapnya.
Perbedaan Adalah Harmoni Berbangsa
Pada kesempatan yang sama, Pdt. Paul R. Widjaja, menegaskan, bahwa kebersamaan dan toleransi ini telah ia bangun sejak lama dengan berbagai lembaga lintas agama, termasuk FBR dan para ulama di berbagai daerah.
“Saya bersyukur, sudah belasan tahun saya membangun hubungan baik dengan lintas agama, baik dengan Kiai Lutfi, para kiai di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan lainnya. Perbedaan itu adalah harmoni berbangsa dan bernegara. Itu sebabnya kita merindukan bangsa yang satu dan diberkati, karena jika bangsa kita diberkati, maka kita juga diberkati,” ungkapnya.
Sebagai sosok yang pernah menjabat Ketua Badan Pekerja Daerah (BPD) GBI DKI Jakarta dan Sekretaris Umum Pengurus Pusat Sinode GBI, Pdt. Paul mengaku bahwa kebersamaan ini selalu menjadi prioritas dalam kehidupannya.
“Kesejahteraan kota dan bangsa adalah kesejahteraan kita juga. Karena itu, saya terus berdoa dan berusaha untuk membangun kebersamaan,” tambahnya.
Pdt Paul mengaku bahwa sejak bertobat, ia berkomitmen untuk menjalin persahabatan dan kasih antar sesama tanpa melihat perbedaan suku, agama, atau latar belakang. Saat masih menjabat Ketua BPD GBI DKI Jakarta, ia bahkan bekerja sama dengan pemerintah dalam berbagai kegiatan sosial, seperti pembangunan MCK di pemukiman bantaran sungai, penanaman pohon, hingga pemberantasan jentik nyamuk.
“Itu memang sudah menjadi kerinduan saya untuk mengasihi dan membantu sesama demi terjalinnya kebersamaan dan cinta kasih,” katanya.
Hubungan Lintas Agama Harus Terus Dirawat & Dijaga
Sementara itu, Wakil Ketua BPD GBI DKI Jakarta, Pdt. Sapto Edy Rahardjo turut mengapresiasi upaya Pdt. Paul dalam membangun toleransi.
“Saya tentu berdoa dan berharap agar apa yang sudah dikerjakan oleh Pdt. Paul Widjaja bersama lintas agama ini terus dirawat dan dijaga,” ujar Pdt Sapto yang turut hadir dalam acara Bukber mendampingi Pdt.Paul Widjaja.
Buka puasa bersama ini bukan hanya sekadar ritual tahunan, tetapi juga menjadi wujud nyata dari persatuan dalam keberagaman. Acara seperti ini membuktikan bahwa Indonesia yang majemuk tetap bisa hidup berdampingan dalam harmoni. SM