Jakarta,Victoriousnews.com — Sehari sebelum merayakan HUT ke-22, Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (Perwamki) bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Rahmat Emmanuel (STT REM) menggelar Workshop bertajuk Jurnalisme Video Modern-”cara membuat konten rohani yang menarik” di aula kampus STT REM, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin, (27/10/25).
Acara ini diikuti sekitar 50 peserta yang terdiri dari mahasiswa STT REM, Dr Hasan N Giawa (Dosen STT REM), Renta Maranata Sirait, M.Pd (Dosen STT REM), serta jurnalis lintas media anggota Perwamki.
Hadirkan Terang Kristus Di Tengah Dunia Digital

Ketua STT REM, Pdt. Dr. Yogi Dewanto, dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan, menekankan pentingnya peran media digital di tengah derasnya arus informasi masa kini. “Kemajuan teknologi bisa menjadi berkat atau bumerang. Ada banyak hal baik yang bisa Tuhan pakai melalui media, tetapi kita juga harus waspada terhadap hoaks dan manipulasi informasi. Dulu kita tak mengenal istilah hoaks, kini banyak orang justru mempercayainya,”ujarnya.
Pdt. Yogi juga mengungkapkan rasa syukurnya atas kolaborasi dengan Perwamki dan persahabatannya yang telah terjalin lama dengan Stevano Margianto. “Saya bersyukur bisa melayani bersama Pak Margianto hampir tiga dekade. Semoga kolaborasi ini membawa berkat dan menuntun kita menggunakan media digital dengan bijak untuk menyuarakan kebenaran,” tuturnya.
Ia pun menutup dengan pesan yang menggugah: “Kita adalah anak-anak Tuhan. Di tengah derasnya arus informasi yang menyesatkan, tugas kita adalah menyuarakan kebenaran — meski kebenaran sering menjadi minoritas. Biarlah workshop ini menyalakan api baru dalam diri kita untuk menghadirkan terang Kristus di dunia digital,” pungkas Pdt. Yogi.
Bekali Generasi Muda Kristen Agar Makin Kreatif Di Media Digital

Sementara itu, Ketua Umum Perwamki, Stevano Margianto, dalam kata sambutannya, menegaskan rasa syukur atas penyertaan Tuhan yang senantiasa menuntun perjalanan panjang organisasi wartawan lintas denominasi ini. “Puji Tuhan, senang sekali hari ini kita bisa berkumpul di kampus STT REM dalam pelatihan Jurnalisme Video Modern — bagian dari perayaan HUT ke-22 Perwamki. Kini Perwamki terus berkembang dengan anggota lintas gereja dan media,” ungkap Stevano penuh sukacita.
Ia kemudian mengisahkan perjalanan awal Perwamki yang lahir dari perbincangan sederhana di sebuah warung kopi dua dekade silam. “Cikal bakal Perwamki digagas di lantai dasar kantor Tabloid Victorious, Kelapa Gading (sekarang STT REM) pada September 2003. Lalu nama Perwamki disepakati pada 28 Oktober 2003 di kantor Narwastu, Jalan Pramuka Jakarta Pusat. Awalnya kami hanya ngobrol santai tentang media dan pelayanan — tapi dari sanalah Tuhan menyalakan api visi besar,” kenangnya.
Selama 22 tahun perjalanannya, Perwamki telah melahirkan banyak pemimpin dan beragam karya nyata: mulai dari pelatihan jurnalistik, bakti sosial, Rakernas, Munas, hingga peluncuran buku “Pers Kristiani dan Makna Kehadirannya.” Bahkan di masa pandemi, kegiatan pelatihan tetap berlangsung melalui Zoom, menjangkau peserta dari dalam dan luar negeri. “Tuhan banyak menolong kami. Munas ke-6 dihadiri langsung oleh Menkominfo, dan Munas ke-7 bahkan dihadiri Menhan Prabowo Subianto serta tokoh-tokoh gereja nasional. Itu bukti bahwa keberadaan jurnalis Kristiani kini makin diperhitungkan,” ujar Stevano.

Stevano juga menegaskan, pemilihan STT REM sebagai lokasi workshop bukan tanpa alasan. “Ada tiga alasan: pertama, di sinilah cikal bakal Perwamki dimulai; kedua, saya beribadah di GBI REM (kini GBI Vifa); dan ketiga, kami ingin membekali generasi muda Kristen agar mampu menyampaikan pesan iman secara kreatif dan bermakna di media digital,” jelasnya.
Ia pun menutup sambutan dengan seruan penuh semangat: “Mari gunakan media bukan sekadar untuk mencari popularitas, tetapi untuk menyatakan kemuliaan Tuhan. Lewat video, konten rohani, dan karya kreatif lainnya, biarlah terang Kristus terus bersinar di dunia digital.”

Pembicara sesi pertama, Jonro I. Munthe, S.Sos, Pemimpin Umum Majalah Narwastu, membawakan materi “Mengenal Dunia & Ilmu Jurnalistik.” Ia menegaskan peran penting pers dalam menjaga integritas bangsa. “Pers harus menyuarakan hal-hal yang memotivasi dan membangun. Jurnalis Kristiani dipanggil menjadi pembawa terang di tengah gelapnya informasi palsu,” tegasnya.

Sedangkan sesi kedua dalam tajuk “Pengenalan Video & Tips Memproduksi Video” Tino Abednego, editor film profesional, mengupas perbedaan antara videografer dan sinematografer serta membagikan teknik produksi video dari tahap pra-produksi hingga pasca-produksi. “Sekarang semua orang bisa jadi juru berita. Tapi pertanyaannya: cerita apa yang ingin Anda sampaikan? Kuncinya bukan alat, tapi ide dan pesan yang bermakna,” ujarnya.

Workshop ini tidak hanya memberikan pembekalan skill, tetapi juga menegaskan dimensi rohani dari dunia jurnalistik digital. Setiap peserta yang hadir juga diajak memahami bahwa di balik kamera dan layar, terdapat panggilan untuk menyuarakan kasih dan menghadirkan terang Kristus di dunia maya. SM

















