Jakarta,Victoriousnews.com,– “Menggali Pikiran Dan Hati Om Ho Untuk Masa Depan GBI”. Demikian tema yang diusung dalam Forum Konsultasi Hamba Tuhan Gereja Bethel Indonesia yang digelar di Graha Bethel, Jl. Jenderal Ahmad Yani No.65, Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih- Jakarta Pusat (Kamis, 1/8). Acara yang dikemas “diskusi interaktif” ini menghadirkan sejumlah narasumber, yakni: Pdt. Dr. Pudjo Setoto Abednego, Pdt. Dr. Jonathan Trisna dan dimoderatori oleh Pdt. Shephard Supit. Tampak hadir dalam acara tersebut adalah Pdt. Abraham Conrad Supit sebagai penanggap, didampingi oleh 3 calon ketua Umum Sinode GBI yakni: Pdt. Japarlin Marbun, Pdt. Rubin Adi dan Pdt. Ferry Haurissa. Sedangkan Pdt. Jacob Nahuway berhalangan hadir.
Sementara Pdt. Gilbert Lumoindong yang juga menjadi narasumber berhalangan hadir karena berada di luar pulau. Namun, Pdt. Gilbert berbicara melalui tayangan video, bahwa; Melalui GBI bangsa Indonesia akan diberkati. Siapa yang terpilih Ketua Umum BPH GBI periode mendatang adalah kehendak Tuhan. “Jadi gereja sukacita, penuh dengan kasih, bersatu. Mari saling menghargai dan bekerja serta melayani sesuai dengan talenta masing-masing. GBI tetap bersatu dan kuat. Minta Tuhan untuk tentukan pilihan yang tepat untuk GBI,” ujar Pdt. Gilbert.
Pdt. Dr. Pudjo Setoto Abednego dalam pemaparannya mengutip salah satu pandangan Om Ho yakni GBI adalah gereja nasional, bukan gereja suku. Jaga kesatuan GBI. Jaga keaslian dan warisan pengajaran GBI. Pengajaran GBI harus back to Bible dan GBI adalah gereja yang misioner.
Pdt. Dr. Pudjo menyampaikan pendapatnya bahwa Ketua Umum BPH GBI dijabat oleh berbagai macam suku, bukan suku tertentu saja. GBI adalah juga gereja internasional. “GBI lahir melalui proses yang rumit. Nanti, proses persidangan Sinode jangan sampai terjadi keributan. Harus jaga kesatuan GBI dan jangan sampai terjadi perpecahan di tubuh GBI. Kini GBI salah gereja terbesar dan nomor satu di Indonesia. Jadi, Ketua Umum BPH harus mampu satukan pengajaran GBI dan pengajaran dasar GBI dari Om Ho. GBI menerima penggabungan dari gereja lain. Ini menghasilkan tafsir ajaran yang berbeda-beda. Mereka harus menerima pengajaran GBI. GBI bersifat otonom, namun masing-masing Gembala GBI tetap ikuti pengajaran GBI. Om Ho selalu jaga ketertiban rapat-rapat MD, Sidang-sidang Sinode. Garis-bawahi pemerintahan gereja secara teokrasi, bukan demokrasi. Kembali GBI ini menuju Teokrasi. Ke depan, kita akan pakai sistem teokrasi, berdasarkan doa puasa para MP, di-acc BPH GBI, berdoa dan ditentukan oleh Sidang MPL,kedepankan kehendak Tuhan, bukan manusia,” pungkasnya.
Pdt. Kiky Tjahjadi, M.Th (Ketua BPD GBI) DKI Jakarta mengatakan, bahwa, acara tersebut awalnya adalah gagasan beberapa hamba Tuhan yang merindukan agar pikiran Om Ho kembali digaungkan sebelum Sidang Sinode mendatang. “Jadi BPD DKI itu mensuport, memfasilitasi gagasan sejumlah hamba Tuhan sekaligus menyiapkan konsumsinya. Jadi saya mesti jujur, bahwa BPD GBI DKI Jakarta itu diminta memfasilitasi,” tutur Pdt. Kiky
Menurut Pdt. Kiky, pemikiran Om Ho (HL. Senduk) itu sangat penting hamba Tuhan GBI. “Pertama, karena Om Ho adalah founder GBI. Jadi hamba Tuhan maupun jemaat GBI itu mesti tahu sejarah GBI, pengajaran GBI maupun visi GBI. Dia tidak akan tahu lebih jauh mengenai pengajaran GBI jika tidak tahu sejarah GBI maupun visi GBI. Secara khusus bagi pejabat maupun para hamba Tuhan yang melayani di lingkungan GBI. Kedua, Visi Om Ho yang perlu digali adalah beliau itu sangat visioner. Yang ditanamkan oleh Om Ho, bahwa GBI adalah gereja yang nasionalis, bukan gereja suku. Dan memberikan kesempatan orang awam untuk melayani. Sesuai profesi masing-masing seperti pengusaha, pengacara, dan lain sebagainya diberikan kesempatan melayani. Ketiga, Om Ho itu belajar memberdayakan orang untuk menjadi seorang pemimpin,”paparnya.
Lanjut Pdt. Kiky, dalam konsultasi hamba Tuhan ini, bertujuan untuk menarik pemikiran awal Om Ho agar kembali ke tracknya GBI. “Jadi kita kembali agar GBI kembali sesuai track awal didirikan. Namun memang hal ini tidak bisa dilakukan hanya sekali. Karena GBI sudah tersebar di seluruh Indonesia. Rencananya ke depan, nanti kita akan lakukan hingga sampai ke daerah-daerah,” urai Pdt. Kiky.
Berikut ini adalah hasil Rekomendasi Forum Konsultasi Hamba Tuhan GBI yang dikutip sesuai teks aslinya. Setelah berkonsultasi melalui Forum Konsultasi Hamba Tuhan GBI, pada tanggal 1 Agustus 2019, di Graha Bethel -Jakarta Pusat. maka kami Hamba Tuhan Gereja Bethel Indonesia. merekomendier :
l . Pengajaran. Terus berusaha memahami dan menialankan Pengajaran Firman oleh Pdt. Dr. H.L. Senduk sebagai Pendiri Gereja Bethel Indonesia, sesuai dengan Alkitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. a. Terbuka dalam cara penyampaian dan penerapannya sesuai dengan perkembangan waktu, namun tidak meninggalkan esensi dari pengajaran tersebut.
II .Model Kepemimpinan. a .Menurut model kepemimpinan yang dilakukan oleh Om Ho, yang juga dicontohkan dan dilakukan oleh Yesus Kristus sebagai Kepala Gereja. b.Dalam pola berorganisasi, senantiasa menaati Tata Gereja, maupun Perubahan yang disepakati sesuai dengan Firman Tuhan.
III. Untuk Sidang Sinode GBI XVI. a. Bersepakat untuk mensukseskan Sidang Sinode GBI ke XVI, sesuai dengan Tata Gereja Bethel Indonesia. b.Mendukung berjalannya proses persidangan dengan lancar, aman, sejahtera dalam semangat Kasih Persaudaraan dan Etika Kristiani.
lV . Umum .Mengharapkan supaya Konsultasi seperti Ini terus digalakkan baik tingkat Nasional maupun daerah, untuk menambah wawasan, edukasl dan memperat Kasih Persaudaraan diantara kami Hamba Tuhan GBI. Demikian rekomendasi dari Konsultasi Hamba Tuhan GBI, kiranya Tuhan terus menyertai dan memberkati keberadaan Gereja Bethel Indonesia .Jakarta 1 Agustus 2019, Forum Konsultasi Hamba Tuhan Gereja Bethel Indonesia. (SM)
Comment