JAKARTA,VICTORIOUSNEWS.COM,-Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emanuel (STT REM) bekerjasama dengan Conrad Supit Center kembali menggelar Kuliah Umum Kepemimpinan—menghadirkan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Bapak Budi Karya Sumadi sebagai pembicara. Kuliah umum ke 19 yang diselenggarakan di Kampus STT REM, Jl. Pelepah Kuning III Blok WE 2, No. 4 G-K, Kelapa Gading-Jakarta Utara (Kamis, 09/5) pukul 10.00 Wib ini mengangkat tema “Transportasi Menyatukan Indonesia” dimoderatori oleh Direktur Conrad Supit Center,Johan Tumanduk., SH.,M.M., M.Pd.K.
Kuliah Umum ini selain dihadiri oleh mahasiswa STT REM, turut hadir Ketua Yayasan Conrad Supit Center, Pdt. Dr. Abraham Conrad Supit, Ketua STT REM Dr. Ariasa Supit, Dr. Antonius Natan, pimpinan dan dosen pengajar STT REM, Ketua Umum DPP PERWAMKI, Margianto, beberapa pengurus DPP PERWAMKI, juga tamu undangan lainnya.
Ketua STT REM, Dr. Ariasa H Supit.,M.Si dalam kata sambutannya, menyampaikan ucapan terimakasih kepada Bapak/Ibu yang berkenan hadir dalam kuliah umum yang ke 19. Pada kesempatan tersebut, Dr. Ariasa juga sangat berterimakasih kepada Perhubungan RI yang berkenan hadir dan menyampaikan kuliah umum di STT REM, di tengah kesibukan menjelang lebaran dan mudik yang semuanya berkaitan dengan transportasi. “Puji Tuhan Pak Menteri menyempatkan waktu untuk hadir ke STT REM. Banyak prestasi luar biasa yang telah dicapai oleh Pak Menhub ini. Saya yakin 5 tahun mendatang, kita akan menjadi negara maju. Kita harus optimis, bahwa bangsa seluas ini, tidak bisa maju kalau tidak ada yang namanya transportasi. Inilah yang menyatukan propinsi-propinsi kita. Dan semua itu di bawah pembinaan dan koordinasi dari Bapak Menteri Perhubungan. Hari ini kita banyak belajar tentang transportasi dan masa depan transportasi Indonesia. Saya ucapkan terimakasih kepada Tuhan Yesus yang membuat acara ini dapat berlangsung yang ke 19 kali. Memang tidak mudah. Kami mohon maaf jika masih ada yang kurang dalam penyelenggaraan kuliah umum ini,” tutur Dr. Ariasa yang juga menjadi salah satu penasihat Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (Perwamki).
Sosok Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi ini lahir di Palembang 18 Desember 1956. Sebelum menjabat Menteri Perhubungan, ia pernah memimpin dua BUMD DKI Jakarta, yakni PT. Pembangunan Jaya, Tbk, dan Direktur Utama PT. Jakarta Propertindo (Jakpro) pada masa Gubernur DKI Joko Widodo. Sebelum dipercaya menjadi Menteri Perhubungan menggantikan Ignatius Jonan, Budi merupakan Direktur Utama PT. Angkasa Pura II. Pada awal memulai pemaparannya, Budi menceritakan bahwa dirinya sudah mengenal lama Pdt. Abraham Conrad Supit, karena pernah tinggal satu lingkungan dengan Pdt Conrad di kawasan Ancol. Kita patut berbangga, sebab saat ini ada begitu banyak pencapaian kementerian perhubungan,khususnya di bidang infrastruktur transportasi, baik darat, laut maupun udara. Sebut saja MRT, LRT, tol Jakarta Surabaya, Jalan Trans Papua, Bandara Internasional, dan masih banyak lagi.
Dalam pemaparannya, Budi Karya menjelaskan, bahwa transportasi merupakan bagian dari Visi-Misi kepemimpinan Joko Widodo dan Jusuf Kalla, yakni bagian dari Nawacita. “Dulu founding fathers kita, menyatukan kita secara konseptual, tetapi kita kini, menyatukan secara jarak dan fisik, melalui konektivitas. Oleh karenanya, infrastruktur adalah landasan bagi suatu negara untuk maju. “Kita bangun bandara, jalan-jalan kereta api, jalan-jalan tol, kita bangun agar terjadi konektivitas yang deliver,” tutur Budi Karya dalam pemaparannya.
Lebih lanjut, Budi mengungkapkan bahwa selama ini jalur logistik kita harus singgah ke Singapura, karena Singapura merupakan jalur “hub”, tetapi kini kementerian perhubungan, mempunyai target menjadikan Pelabuhan Tanjung Priok sebagai jalur “hub”, agar distribusi logistik tidak lagi berbiaya mahal karena harus ke Singapura, sehingga harga-harga komoditas khususnya, dapat lebih terjangkau, dan merata sama di seluruh wilayah. “ Sebelum terhubung tol Jakarta Surabaya, bisa memakan waktu 20 s/24 jam, tetapi setelah terhubung jalan tol bisa ditempuh 12 s/d 13 jam. Dulu Jakarta ke Semarang bisa ditempuh 14 s/d 15 jam, kini hanya 6 jam saja. Pesan Pak Jokowi, jika membangun tol dan rest area, rangkul juga rangkul pedagang kecil, jangan hanya café internasional; ada tukang gado-gado, tukang bakso dan lain-lain. Agar disitu tidak ada gab antara rakyat kebanyakan dengan para penikmat jalan tol,” tandasnya.
Selain komitmen menyatukan Indonesia, melalui berbagai proyek infrastruktur sebagai jalur konektivitas nasional, Budi juga mengemukakan bahwa dirinyapun berkomitmen melakukan perubahan mental karakter aparat, memberantas pungutan liar, maupun praktek-praktek ilegal lainnya.
Budi sebelum mengakhiri paparannya, menghimbau, agar mahasiswa STT REM sebagai generasi milenial, dapat turut mengalami berbagai kemajuan infrastruktur dan moda transportasi yang ada, seperti akses jalan tol lintas Jawa, MRT, LRT, dan lainnya, untuk itu Budi bersedia memfasilitasi mahasiswa STT REM bila menghendakinya, diharapkan nantinya, mahasiswa tersebut dapat memviralkan pengalamannya melalui jejaring media sosial. “Saya mau tanya, apakah sudah ada yang naik MRT? Spontan sebagian peserta menjawab sudah. Nah sebentar lagi LRT di Kelapa Gading juga siap dioperasikan. Pokoknya, saya ajak mahasiswa STT REM, mari kita dukung program pemerintah, khususnya di bidang transportasi dengan cara memfoto, misalnya naik Moda MRT, lewati jalan tol, dan sebagainya, kemudian memviralkan di jejaring media sosial,” papar Menteri Perhubungan. Margianto
Comment