“Titik dimulainya pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) adalah menjamin kesehatan ibu hamil, bayi, balita, dan anak-anak sekolah. Ini merupakan umur emas untuk mencetak manusia unggul ke depan,” tandas Presiden Joko Widodo (Jokowi).
SDM Unggul, Indonesia Maju menjadi tema besar peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia (RI) ke-74 yang jatuh pada Sabtu, 17 Agustus 2019. Sebuah tema yang sarat makna dan menjadi pembakar semangat untuk menapaki periode kedua pemerintahan lima tahun ke depan (2019-2024). Bersama wakilnya, KH Ma’ruf Amin, Presiden Jokowi meletakkan visi jangka panjang, karena membangun manusia Indonesia adalah investasi jangka panjang menghadapi masa depan dan melapangkan jalan menuju Indonesia maju.
Visi Indonesia yang disampaikan dalam pidato di Sentul (Bogor, Jawa Barat) setelah terpilih kembali menjadi penjabaran besar dari tema ‘SDM Unggul, Indonesia Maju’. Setidaknya, ada lima penting, yaitu melanjutkan infrastuktur; menjamin kesehatan ibu hamil, bayi, balita, dan anak usia sekolah; membuka kesempatan seluas-luasnya investor; reformasi birokrasi; dan pemanfaatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih terarah, fokus, dan tepat sasaran.
Tantangannya tidak mudah. Saat ini, mau tidak mau, Indonesia sudah memasuki era disrupsi digital sebagai konsekuensi Revolusi Industri Generasi Keempat (Revolusi Industri 4.0). Kondektur ini terjadi di tengah situasi ekonomi global yang lesu serta kondisi industri manufaktur dalam negeri yang tidak kunjung membaik dalam pasca tahun 1998.
Indonesia sudah menjadi bagian dari era otomatisasi sistem produksi dengan memanfaatkan teknologi digital dan big data. Penuh disrupsi karena mengubah total tatanan model bisnis, proses produksi, jejaring yang kompleks dan penuh ketidakpastian. Nyaris semua pekerjaan manusia akan dikendalikan oleh Internet of Things (IoT) dan robot.
Dalam laporan Future Jobs Report 2018, World Economic Forum (WEF) menyebutkan beberapa pekerjaan tidak lagi dibutuhkan dan digantikan pekerjaan baru mulai tahun 2022. Menurut organisasi buruh Internasional (ILO), industri 4.0 mengakibatkan 58% jenis pekerjaan hilang dan muncul 65% pekerjaan baru yang belum dikenal. Indonesia harus menyiapkan pembangunan kapasitas manusia menuju industri 4.0.
Fondasi SDM yang berkualitas menjadi modal intelektual dan sosial guna menyiapkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi global di masa mendatang. WEF memprediksi, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar keempat dunia. Pada tahun 2030, Tiongkok menjadi negara ekonomi terbesar di dunia, disusul India, Amerika Serikat, dan Indonesia.
Apakah pemerintah sudah menyiapkan SDM Unggul yang produktif dan berkualitas menyongsong era Revolusi Industri 4.0? Sejauh mana upaya pemerintah meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan memenuhi tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goal’s) agar tidak ada warga yang tertinggal dari kemajuan sosial ekonomi? Bersama dunia pendidikan dan industri, sejauh mana pemerintah mendorong terobosan agar dapat mengisi jenis-jenis pekerjaan yang hilang tergerus disrupsi digital? Penguatan skill dan vokasi di bidang apa saja yang cocok untuk SDM Indonesia? Moeldoko (Kepala Staf Kepresidenan) dan Bambang Brodjonegoro (Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas), dan Rhenald Kasali (Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) membahasnya dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang berlangsung di Ruang Rapat Benny S Mulyana Gedung Kementerian PPN/Bappenas (Jakarta) pada Rabu, 14 Agustus 2019 selama pukul 13.00-15.00 WIB. (phm)
Comment