RIO DEWANTO PERANKAN SOSOK TERORIS MENGERIKAN DALAM FILM “13 BOM DI JAKARTA”

News, Ragam, Seleb1182 Views

 

Victtoriousnews.com-Dikenal sebagai rumah produksi yang sering melakukan eksplorasi genre-genre baru, Visinema Pictures kembali menggebrak dunia perfilman nasional dalam 13 Bom di Jakarta. Film bergenre aksi-spionase pada 28 Desember 2023 ini dididukung deretan aktor berbakat seperti Rio Dewanto, Chicco Kurniawan, Ardhito Pramono, Lutesha, Ganindra Bimo, Putri Ayudya dan banyak lagi. Film berjudul “13 Bom di Jakarta” menjanjikan deretan aksi dan laga spektakuler. Banyaknya ledakan, adegan tembak-menembak, car chase yang seru menjadikan film ini menjadi salah satu film action terbesar di Indonesia di tahun 2023.

Visinema mengungkap, kehebatan akting Rio Dewanto dalam memerankan sosok teroris bernama Arok. Pada cuplikan behind the scene film “13 Bom di Jakarta” yang diunggah di Youtube Visinema Pictures, Rio Dewanto nampak berbeda dari peran-perannya terdahulu. Bukan hanya tampil garang dengan kumis dan jenggot, Rio pun terlihat bengis dan piawai saat menggunakan senjata api, seperti shotgun dan bazooka. Rio pun banyak terlibat dalam adegan baku tembak dan perkelahian. Suasana mencekam terasa kental pada adegan, di mana Arok menembakkan senjatanya ke atas dan dielu-elukan oleh para pengikutnya.

“Karakter Arok agak sedikit abu-abu. Tergantung dari perspektif mana melihatnya,,” ungkap Rio Dewanto terhadap tokoh yang diperankannya. Kengerian karakter yang dimainkan Rio pun nampak dipengaruhi latar belakang kompleks hingga menjadikan Arok seorang teroris.

Sosok Arok semakin terlihat misterius di balik topeng teroris yang dikenakannya. Penggunaan topeng ini telah dipikirkan matang-matang oleh tim produksi film.

“Topeng perlu karena mereka semua teroris dan mereka harus menutup identitasnya,” kata sutradara 13 Bom di Jakarta, Angga Dwimas Sasongko.

Berdasarkan kesepakatan tim produksi, pemilihan topeng dibuat serealistis mungkin karena karakter Arok sudah dominan dan kuat. “Akhirnya sepakat kami memilih untuk menggunakan pendekatan yang lebih realistis. Harapannya ketika penonton melihat Arok, rasanya lebih mencekam. Ada rasa takut yang tercipta di antara penonton karena bisa membayangkan ini bisa terjadi, kapan saja, di mana saja,” pungkas Angga.

Ardhito Pramono dan Ganindra Bimo pun menggambarkan bagaimana Rio Dewanto sukses menampilkan Arok yang menyeramkan dan berhasil menimbulkan ketakutan di set.

“Gue beneran ketakutan saat itu, sampai nangis,” ungkap Ardhito Pramono. “Ketakutan, kengerian, serem, cocok lah sama Rio Dewanto,” kata Ganindra Bimo.

Film “13 Bom di Jakarta” menggambarkan situasi kelam kota Jakarta ketika sekumpulan teroris melancarkan serangan dengan ancaman bom yang disebar di seantero Jakarta. Pemimpin kelompok teroris, Arok, yang diperankan Rio Dewanto terus menebar terror dengan meledakkan bom setiap 8 jam. Keselamatan seluruh warga Jakarta dipertaruhkan selama komplotan teroris belum mendapatkan imbalan senilai keinginan mereka.

Dengan mengusung genre baru, skala produksi yang sangat besar dan menjanjikan hiburan berkualitas, tak salah jika film “13 Bom di Jakarta” menjadi film yang sangat ditunggu pecinta film Indonesia tahun ini. Bersiaplah untuk pengalaman menonton yang luar biasa!

Visinema group adalah suatu ekosistem industri entertainment Indonesia yang didirikan sutradara terbaik Indonesia, Angga Dwimas Sasongko pada tahun 2008. Visinema Group terdiri dari Visinema Pictures – rumah produksi berbagai film terbaik Indonesia; Bioskop Online, platform streaming dengan fokus konten dan pembuat film dari seluruh pelosok Indonesia; Visinema Kids and Family, kreator konten anak orisinil seperti Domikado dan studio animasi. Disatukan semangat bercerita, Visinema Group berkomitmen membentuk masa depan hiburan Indonesia melalui inovasi, kreativitas, dan konten luar biasa.

Visinema Pictures didirikan Angga Dwimas Sasongko pada tahun 2008. Beberapa film layar lebar Visinema adalah Cahaya Dari Timur Beta Maluku, Filosofi Kopi, Surat Dari Praha, Love for Sale, Keluarga Cemara, Terlalu Tampan, Generasi 90an: Melankolia, Pulau Plastik, Tarian Lengger Maut, Nanti Kita Cerita tentang Hari Ini, NUSSA, hingga film terbaru mereka; Mencuri Raden Saleh dan Jalan Yang Jauh Jangan Lupa Pulang.

Keluarga Cemara merupakan film keluarga Indonesia pertama yang berhasil meraih 1.7 juta penonton di awal tahun 2019. Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini menjadi film pembuka awal tahun 2020 yang berhasil meraih 2.2 juta penonton. Sedangkan NUSSA, menjadi film animasi Indonesia dengan jumlah penonton terbanyak di masa pendemi 2021 dengan total lebih dari 440 ribu penonton. NUSSA juga meraih Piala Citra 2021 sebagai Film Animasi Panjang Terbaik. Sementara Mencuri Raden Saleh sukses meraih 2.3 juta penonton di 2022 dan membawa pulang piala Film Panjang Indonesia Terbaik (Direction Award Winner) di Jakarta Film Week.

Film-film produksi Visinema Pictures mempunyai visi progresif, yakni untuk menambah perspektif dalam melihat berbagai sisi kehidupan masyarakat di Indonesia. Kualitas film yang dihadirkan Visinema juga berlandaskan pada keintiman pengalaman menonton setiap orang dan menjadikan sinema sebagai representasi seni sekaligus kekayaan intelektual Indonesia. @epa_phm

Comment