JAKARTA,VICTORIOUSNEWS.COM,-Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emmanuel (STT REM) kembali menyelenggarakan kuliah umum yang diadakan di kampus STT REM, Jl. Pelepah Kuning III Blok WE 2 No. 4 G-K, Kelapa Gading-Jakarta Utara. Kuliah umum STT REM ketiga ini mengusung tema “Dunia Kerja Zaman Now”–menghadirkan Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI, M Hanif Dhakiri, S.Ag., M.Si sebagai pembicara dan dimoderatori oleh Johan Tumanduk., SH.,M.M., M.Pd.K (Direktur Eksekutif Conrad Supit Center). Selain dihadiri oleh mahasiswa/mahasiswi STT REM, alumni, dosen pengajar,tokoh Kristiani, juga tampak dihadiri oleh Prof. Dr. Abraham Conrad Supit (Ketua Yayasan Abraham Conrad Supit Center/ Gembala Senior GBI REM), Dr. Ariasa H Supit, M.Si ( Ketua STT REM), Pdt. Brigjen TNI (Purn) Drs. Harsanto Adi, M.Th (Ketua Asosiasi Pendeta Indonesia (API), Laksamana Pertama (Pur) Ir. Drs Bonar Simangunsong, SE, M.Sc (Mantan Ketum MUKI) dan masih banyak lagi.
Ketua STT REM, Dr. Ariasa Supit, M.Si, dalam sambutannya, mengatakan, bahwa, dunia kerja ini memang menarik. Ada perusahaan yang gulung tikar karena tidak mampu menghadapi era disruption atau era digital saat ini. “ Mari kita belajar dari Pak Menteri Tenaga Kerja, tantangan apa yang akan kita hadapi yang akan datang. Apa yang perlu kita siapkan dari sekarang untuk ke depan. Saya suka dengan perkataan Pak Presiden Jokowi yang sering ngomong begini, perguruan tinggi negeri maupun swasta, jangan hanya membuka program studi manajemen, keuangan. Tetapi bukalah program studi yang baru, misalnya: program studi cara membuat meme, kartun, video,dll. Nah mari kita belajar. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Menteri yang berkenan hadir dan memberikan kuliah umum di STT REM. Saya juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh panitia yang telah berjerih lelah menyiapkan acara ini,” papar Dr. Ariasa dalam kata sambutannya.
Baca Juga: Menaker RI Hanif Dhakiri:Belajarlah Dari Kegigihan Orang Eropa Dalam Bekerja
Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI, M Hanif Dhakiri, dalam paparannya, mengungkapkan, ada 3 keahlian (skill) yang harus dimiliki tenaga kerja di era dimana terjadi perubahan cepat terhadap posisi atau jabatan baru di dunia kerja. “Penguasaan bahasa Inggris, Komputer dan Leadership setidaknya harus dikuasai calon pekerja jika ingin mudah dan mendapatkan penghasilan yang baik pekerjaan,” ujar Menaker, Hanif Dhakiri ketika memberikan kuliah umum di kampus STT REM, Jalan Pelepah Kuning, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (09/03/2018).
Menaker menjelaskan, bahwa dari 128 juta usia kerja di Indonesia saat ini, lebih dari 60 persennya adalah lulusan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan skill yang rendah. Itulah sebabnya banyak pekerja di industri yang memperoleh upah rendah. “Ada pekerja pabrik di daerah maupun khusunya pekerja lepas yang mendapat upah 1 juta rupiah sebulan, itu karena kualitas pekerja kita rendah dan tidak punya skill,” tukasnya.
Lanjut Dhakiri, pekerja yang mempunyai skill welder (tukang las) di bawah laut, penghasilan mereka yinggi. Pekerjaan ini bisanya terkait dengan perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan pertambangan lepas pantai. Atau hal yang berkaitan dengan offshore. Mereka para tukang las bawah laut melakukan pekerjaan dengan tujuan maintenance pipa minyak atau aplikasi struktural lainnya yang ada di offshore.“Itu sebabnya saat ini kita (Kementerian Tenaga Kerja) pemerintah tengah membuka pelatihan skill bagi masyarakat agar punya penghasilan lebih baik,” urainya.
Menurut Dhakiri, berbeda dengan Negara lain, Singapura misalnya, dimana jumlah tenaga kerja yang tersedia di Indonesia jauh lebih banyak dengan lapangan kerja yang tersedia sehingga skill menjadi hal prioritas yang harus dimiliki calon pekerja agar mendapatkan pekerjaan dan dengan upah yang layak. “Di negara Malaysia, untuk pekerjaan kelas bawah (yang kotor dan beresiko tinggi) diberikan kepada pekerja asing, sedangkan pekerjaan yang menegah ke atas diberikan kepada warganya, tidak boleh orang asing. Kalo di Negara kita, orang malah akan marah kalau orang asing mengerjakan pekerjaan tersebut, jadi kuli (buruh) misalnya. Itu karena tenaga kerja mereka memiliki skill yang berkualitas,” paparnya.
Dhakiri memberikan data, pada tahun 2016 Indonesia hanya ada 50 juta orang tenaga kerja yang memiliki skill baik. Di tahun 2030, Indonesia harus memiliki 113 juta tenaga kerja yang memiliki skill baik. “Di era perdagangan bebas saat ini, tenaga kerja kita akan bersaing ketat dengan tenaga kerja asing. Untuk dapat bersaing, tenaga kerja kita harus memiliki skill yang berkualitas, inilah yang sedang kita (pemerintahan Jokowi) persiapkan saat ini,” katanya.
Masih kata Menaker, ada 3 hal yang harus dicermati oleh calon tenaga kerja Indonesia saat ini yakni; kualitas Tenaga Kerja, Kuantitas Lapangan Pekerjaan yang tersedia dan Responsibility. “Merespon dengan cepat kebutuhan skill pekerjaan yang ada. Saat ini terjadi perubahan lowongan pekerjaan yang dibutuhkan misalnya; dahulu tidak ada jabatan sebagai digital analysis, sekarang ada,” jelasnya.
Di era digital saat ini, kemampuan menguasai digital elektronik dan computer (IT) sangat dibutuhkan. Menaker juga mengimbau agar para calon pekerja berhati-hati dalam bermedia sosial karena menjadi perhatian atau penilaian si pemberi kerja.
“Sekarang kalau melamar kerja, perusahaan meminta alamat medsos kita seperti Facebook, instagram dan lainnya untuk melihat aktivitas sosial kita dan kepribadian kita yang sesungguhnya. Jadi berhati-hatilah dalam berkomentar atau posting di medsos kalian karena itu cara mudah perusahaan saat ini untuk mengetahui siapa kalian sesungguhnya. Khan kalo sedang cari kerja, saat wawancara si calon pekerja selalu ngomong yang baik-baik tentang dirinya, nah medsos kita inilah yang menjadi pitu bagi pemberi kerja untuk tahu secara pasti dan yakin tentang kita,” tandasnya. margianto
Comment