“TUHAN YESUS BAGIANKU SELAMANYA” (Yohanes 17:21)

News, Opini2896 Views
Pdt. Dr. Berthy L Momor, M.Th

Bukan Tuhan yang membutuhkan kita. Melainkan kitalah yang membutuhkan Tuhan, masalah yang muncul adalah; kita membutuhkan Tuhan untuk apa dan bagaimana?. Apabila kita menganggap membutuhkan Tuhan untuk menyembuhkan penyakit, menolong kita keluar dari problem ekonomi, atau untuk memberikan kita teman hidup atau keturunan dan lain sebagainya, ini konsep yang salah. Ini Tuhan tersingkir karena Ia tidak lagi menjadi kebutuhan utama, tetapi sekedar sarana untuk memperoleh sesuatu.

Akibat konsep yang salah ini banyak orang memperlakukan Tuhan seperti umat beragama lain pada umumnya dalam memperlakukan dewa-dewi mereka. Dewa-dewi mereka bukanlah tujuan tetapi alat untuk mencapai sesuatu. Kita harus memahami bahwa kehidupan kita di dunia tidaklah memiliki arti tanpa mengenal Tuhan dan tanpa hidup dalam persekutuan yang benar dengan Dia (Yohanes 17:3). Dalam doa Tuhan Yesus menghendaki sebuah persekutuan yang eksekutif dengan diriNya (Yohanes 17 :21). Tuhan membuka hatinya agar umat pilihanNya dapat bersekutu denganNya secara harmonis. Ia telah memutuskan untuk mengasihi kita. “Kita mengasihi karena Allah lebih dahulu mengasihi kita”, (1 Yohanes 4:19).

Secara dogmatika Allah sudah mengasihi kita, dan secara etika kita harus mengasihi Allah. Ia berkenan menjadikan kita kekasihNya. Ini adalah anugerah yang tiada tara, yaitu tidak dapat digambarkan dengan kata-kata dan tidak dapat ditukar dengan apapun juga. Kalau seseorang mendapat kesempatan untuk menerima anugrah ini tetapi menolaknya, betapa celakanya. Tetapi ternyata manusia pada umumnya sudah terdidik untuk lebih mencintai dunia. Banyak orang merasa tidak berarti tanpa sesuatu atau seseorang sehingga yang dikejar atau diburu adalah hal-hal tersebut dunia telah membentuk pola berpikir banyak manusia bahwa kalau memiliki ini dan itu, barulah manusia menjadi bernilai. Akibatnya orang akan merasa sejahtera walau tanpa memiliki persekutuan yang benar dengan Tuhan. Ia tidak meninggalkan Tuhan sama sekali, masih ke gereja datang memuji dan menyembah Tuhan, tetapi sebenarnya tidak membutuhkan Tuhan dalam arti yang benar.

Tentu orang-orang seperti ini tidak dapat menjadi kekasih Tuhan, sebab mereka tidak dapat menjadikan Tuhan perhatianya. Menjadikan Tuhan perhatian artinya; hanya di dalam Tuhanlah seseorang menemukan rasa amanya, kesejahteraan dan tujuan hidupnya. Seharusnya kita dapat memiliki filosofi hidup seperti yang dikatakan pemazmur; (Mazmur 73:26); “Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya”.

Dia tetap bagianku selama-lamanya (He is my Portion forever ). Apakah selamanya Tuhan mempunyai kepentingan dengan kita?. Apakah Tuhan membutuhkan kita?. Kalau ditinjau dari satu sisi, sebenarnya Ia tidak memiliki kepentingan apa-apa dengan kita, sebab Ia tidak membutuhkan apapun dari kita. Tuhan Yang Maha Kuasa tidak bergantung kepada kita. Tanpa kita pun, Ia tetap eksis dan tidak terpengaruh sama sekali. Dalam satu pernyataanNya, Tuhan berfirman, “Dengan siapa hendaknya kamu samakan Allah, dan apa yang dapat kamu anggap serupa dengan Dia?”(Yesaya 40:18).

Tuhan kita memiliki ”integritas” sempurna. Ia tidak mengharap nasehat dari siapapun. Ia adalah pribadi yang tidak dapat diatur oleh faktor-faktor di luar diriNya, sebab Ia mengatur diriNya sendiri. Ritual, seremoni atau liturgi sehebat apapun tidak bisa mengatur dan membujuk Tuhan untuk melakukan sesuatu perbuatan di luar kehendaknya. Dalam Yesaya 40:16, “Libanon tidak mencukupi bagi kayu api dan margasatwanya tidak mencukupi bagi korban bakaran.” Sedahsyat apapun korban bakaran, tidak dapat mempengaruhi Tuhan. ***

Comment