JAKARTA,Victoriousnews.com,- “Sebagai Ketua Umum partai Golkar, saya menilai ada kesamaan antara STT REM dengan Partai Golkar. Saya tadi menyimak lagu Mars yang dinyanyikan Mahasiswa STT REM, ada kalimat ‘maju berkarya’, di Golkar juga sama. Kemudian kalimat ‘berdoa dan melayani’. Di Golkar juga ada kalimat berdoa dan bekerja. Bekerja disini artinya juga melayani sesama, melayani rakyat,” ujar Menteri Perindustrian RI, Ir. Airlangga Hartarto., M.BA., M.MT sebelum menyampaikan pemaparan kuliah umum ke 20 di kampus Sekolah Tinggi Teologi Rahmat Emanuel (STT REM), Jl. Pelepah Kuning III Blok WE 2, No. 4 G-K, Kelapa Gading-Jakarta Utara (Senin, 13/05).
Kuliah Umum Kepemimpinan STT REM ini bekerjasama dengan Conrad Supit Center dan mengangkat tema “Industri Maju Indonesia”—dimoderatori oleh dosen tetap STT REM, Dr. Joshua Mangiring Sinaga. Selain dihadiri oleh mahasiswa STT REM, tampak hadir pula, Ketua STT REM Dr. Ariasa Supit, Dr. Antonius Natan, pimpinan dan dosen pengajar STT REM, serta para tamu undangan dari berbagai kalangan.
Ketua STT REM, Dr. Ariasa H Supit.,M.Si dalam kata sambutannya, mengucapkan terimakasih kepada Menteri Perindustrian RI, Ir. Airlangga Hartarto yang berkenan hadir untuk memberikan kuliah umum ke 20. “Industri ini penting bagi Indonesia, yang mengedepankan dan menjual nilai ekspor. Kita akan belajar dari Pak Menteri sendiri bagaimana beliau memimpin Kementerian sampai saat ini. Bangsa Indonesia sudah memasuki era yang namanya revolusi industri 4.0. Apa itu artinya?Kurang lebih secara secara global itu meningkatnya jumlah konektivitas, jumlah interaksi, semakin konvergensinya manusia mesin dan sumber daya lainnya. Hal itu yang menandai bahwa kita sudah memasuki revolusi industri 4.0. Kita bangga, bahwa kita punya pemimpin Bapak menteri perindustrian yang akan membuat bangsa ini jauh lebih maju. Sekali lagi, saya mengucapkan terimakasih atas kehadiran Bapak/Ibu sekalian. Mohon maaf jika ada kekurangan. Yang paling penting saya berterima kasih pada Tuhan Yesus yang membuat acara ini bisa berlangsung sampai ke-20. Itu semua karena Tuhan,” tutur Salah satu penasihat Perkumpulan Wartawan Media Kristiani Indonesia (Perwamki).
Menteri Perindustrian, Ir. Airlangga dalam pemaparannya menjelaskan bahwa, saat ini kontribusi manufaktur untuk Indonesia itu besarnya diatas rata-rata dunia 15,6 %. Indonesia kini mencapai 20,2 % dari total PDB (Produk Domestik Bruto). “Saat ini kita berada di bawah Tiongkok, Korea, Jepang dan Jerman. Dan posisi Indonesia diantara negara G20 adalah berada di negara 5 besar. Jadi kita berada di atas India, Uni Eropa atau Argentina. Kalau istilahnya, kita hampir setara dengan Jerman,” tutur Airlangga.
Menurut Memperin Airlangga, anggaran kementerian perindustrian termasuk anggaran yang kecil, yakni hanya 3 triliun. Tetapi, bisa menghasilkan 363 triliun. Jika dirinci, industri terbesar yang dihasilkan yaitu 85 95% dari industri hasil tembakau. Dalam paparannya, Menperin mengatakan bahwa Implementasi industri 4.0 dinilai dapat membawa manfaat bagi perusahaan yang menerapkannya, terutama akan terjadinya peningkatan pada produktivitas dan efisiensi hingga 40%.
Menperin juga menegaskan, ketersediaan SDM terampil sangat diperlukan guna meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor industri. Apalagi, Indonesia punya potensi tersebut karena akan adanya bonus demografi yang bisa dinikmati hingga tahun 2030. “Bonus demografi Indonesia bisa bertahan sampai tahun 2033. Artinya, kita punya golden opportunity. Opportunity ini yang kita harus manfaatkan. Bagaimana memanfaatkan Golden opportunity ini salah satunya adalah kita punya aspirasi menuju Indonesia 2045 untuk menjadi negara maju. Pada tahun 2045 Presiden Jokowi Kemarin dalam musyawarah perencanaan pembangunan dengan Bappenas program 100 tahun Indonesia merdeka dan disitu Indonesia maju sejahtera dan kita lolos dari middle income. Kita akan menjadi negara No 4 di dunia,” tukas Airlangga.
Sebelum menjelaskan revolusi industri 4.0, Airlangga, memaparkan sejarah revolusi industri. Yakni revolusi industri pertama atau 1.0 dimulai pada abad ke-18. Hal itu ditandai dengan penemuan mesin uap untuk upaya peningkatkan produktivitas yang bernilai tinggi. Misalnya di Inggris, saat itu, perusahaan tenun menggunakan mesin uap untuk menghasilkan produk tekstil. Di Amerika, penggunaan mesin uap untuk menggerakkan kereta api. Kemudian, pada revolusi industri kedua atau 2.0 dimulai pada tahun 1900-an. Revolusi industri 2.0 ditandai dengan ditemukannya tenaga listrik.
Menurut Menperin Airlangga Hartarto, pada fase ekonomi ini, beberapa industri di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup signfikan, seperti sektor agro dan pertambangan. Jadi, revolusi yang kedua ini terkait dengan teknologi di lini produksi. Kemudian, di era revolusi industri ketiga atau 3.0, saat otomatisasi dilakukan pada tahun 1970 atau 1990-an hingga saat ini karena sebagian negara masih menerapkan industri ini. Sedangkan, pada revolusi industri keempat atau 4.0, Menperin menyampaikan, efisiensi mesin dan manusia sudah mulai terkonektivitas dengan internet of things. “Ketika masuk yang namanya smartphone, maka perubahan revolusi itu akan menjadi cepat dan pada waktu itu orang tidak tidak mengira bahwa yang namanya internet itu akan berubah menjadi internet of things. Atau hari ini kita sebut internet of everything. Jadi sekarang semuanya itu basisnya adalah internet. Nah ini yang namanya revolusi industri ke-4. Dimana kalau revolusi industri ketiga itu mesin-mesin kontrol oleh manusia seluruh prosesnya, tetapi di revolusi industri ke-4 itu adalah kita sebut otonomus, jadi semuanya otonom mesin dengan mesin berkomunikasi lain yang sebelumnya tidak terjadi. Ini hanya bisa terjadi dengan internet of things artificial data dan juga banyak virtual reality dan yang lain-lainnya adalah membutuhkan The use of Child masa lalu revolusi industri ketiga yang menjadi dalam tanda petik ketidakpastian adalah globalisasi globalisasi ini dengan adanya teknologi itu arahnya kemana. Oleh karena itu kementerian perindustrian mendorong kedepan itu salah satu yang penting adalah pengembangan sumber daya manusia. Karena teknologi kita bisa beli investasi bisa dari dalam negeri atau luar negeri. Tetapi yang harus kita siapkan sendiri sebagai sebuah bangsa adalah pengembangan sumber daya manusia,” ungkap Airlangga.
Menurut Airlangga, saat ini sudah ada 4 Unicorn, yakni perusahaan yang memiliki penghasilan di atas 1 Miliyar US Dolar. Seperti: Gojek, Tokopedia, Traveloka, Grab. “Sekarang Gojek nilainya sudah lebih dari 10 miliar dan Tokopedia juga akan menyusul. Mari kita optimis, kita bekerja bersama-sama membangun Indonesia,” tandasnya.
Di akhir acara, Ketua STT REM, Dr. Ariasa H Supit., M.Si, didampingi oleh para dosen pengajar menyerahkan kenang-kenangan foto kepada Menteri Perindustrian RI, Ir. Airlangga Hartarto. Margianto
Comment