Bishop Efraim Tendero (Sekjen WEA) Buka Sidang Raya WEA di Sentul, Bogor

Nasional, News, Religi1910 Views
Usai memukul gong sebanyak 3 kali, Bishop Efraim Tendero pose bersama dengan pimpinan PGLII dan WEA

SENTUL,BOGOR-Victoriousnews.com– Bishop Efraim Tendero asal Filipina selaku Sekjen World Evangelical Alliance memukul gong sebanyak tiga kali, menandai pembukaan perhelatan akbar General Assembly World Evangelical Alliance (GA WEA), Kamis, 7 November Pkl. 17.00 Wib.
Sidang Raya organisasi yang menaungi gereja-gereja dan lembaga-lembaga Injili se-dunia ini beranggotakan 131 negara, dan dihadiri oleh delegasi dari 92 negara.


Acara ini tampak semarak dan sangat meriah, karena panitia mengusung budaya Indonesia yang bhineka dengan bingkai Pancasila serta menjunjung toleransi antar umat beragama. Hal itu ditampilkan dalam parade kebudayaan nusantara yang melukiskan keragaman Indonesia dengan berbagai suku, bahasa, agama, adat istiadat, namun hidup dalam harmoni dan toleransi antar umat beragama, dengan falsafah hidup Pancasila.

Ki-ka: Stevano Margianto (Ketum Perwamki, Robby Repi (Pembina Perwamki, NB Suratinoyo (Pembina Perwamki), Bishop Efraim Tendero (Sekjen WEA), Pdt. Nus Reimas (Maper PGLII), Pdt. Antonius Natan (Sekum PGLII DKI/Penasihat Perwamki) dan Paul Maku Goru (Ketua DPP Perwamki)

Antusiasme ribuan peserta yang memadati ruangan Sentul International Convention Centre (SICC), Sentul City- Bogor, Jawa Barat, berdecak kagum tatkala sang pelukis pasir mulai menggoyangkan tangannya sekaligus menabur pasir di atas papan kanvas.
Pelukis pasir menggambarkan kembali bagaimana Tuhan Yesus sang Juru Selamat itu datang dengan kasih untuk menyelamatkan manusia berdosa.

Baca JugaPdt. Dr. Niko Njotorahardjo: Saat Ini Kita Memasuki Pentakosta Ketiga

Dalam pembukaan GA WEA 2019, selain dihadiri oleh ribuan jemaat maupun hamba Tuhan dari Jabodetabek, juga dihadiri pucuk pimpinan gereja, diantaranya Pdt. Dr. Ronny Mandang (Ketum PGLII), Pdt. Dr. Nus Reimas (Majelis Pertimbangan PGLII), Pdt. Mulyadi Sulaeman (Pimpinan PGPI/Penasehat Perwamki), Pdt. Antonius Natan (Sekum PGLII DKI Jakarta/Penasehat Perwamki), pimpinan nasional Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI) Pdt. William Wairata, dan Pdt. Niko Njotorahardjo (Gembala senior GBI Gatot Subroto).

Ki-ka: Pdt. Anton Tarigan (Ketua Panitia GA-WEA) bersama Bishop Efraim Tendero (Sekjen WEA)

General Secretary WEA Bishop Efraim Tendero, mengungkapkan, bahwa dipilihnya Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan sidang umum WEA 2019, dikarenakan realitas Indonesia sebagai negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, memiliki kehidupan toleransi dan harmoni antar umat beragama, dan adanya ideologi Pancasila yang menarik untuk dikenal dan dipelajari bangsa-bangsa, khususnya anggota WEA. “ Ada 3 hal penting yang akan dibahas dalam GA WEA ini. Yang pertama adalah Global, karena dihadiri oleh wakil delegasi dari 92 negara. Yang kedua adalah generasi. Dimana, bukan hanya generasi tua, tetapi ada generasi muda yang terlibat di dalamnya. Yang ketiga adalah tentang Gender. Ini bukan hanya berbicara mengenai laki-laki saja, melainkan perempuan juga masuk dalam pembahasan,” tukas Bishop Tendero kepada Wartawan Perwamki yang diterjemahkan oleh Pdt. Dr. Jacob Oktavianus.
Masih kata Bishop Tendero, goal yang akan dicapai dalam acara GA-WEA adalah agar terjadi pemuridan di semua gereja dan berlangsung secara terus menerus. “Kami rindu agar Kerajaan Allah (Kingdom come) itu bisa menyentuh dalam aspek kehidupan di tengah-tengah masyarakat. Kami juga sangat bersukacita, karena Indonesia menjadi tuan rumah acara ini, dan kerajaan Allah sungguh nyata di negeri ini, karya Roh Kudus begitu nyata. Pancasila adalah salah satu contohnya,dimana mereka takut akan Tuhan dan menghargai toleransi, hidup dalam kerhamonisan serta melakukan yang terbaik dalam profesi apapun. Selain upitu, ada pula Bhineka Tunggal Ika, sehingga sila-sila dalam Pancasila adalah yang terbaik,” papar Tandero yang tampak kagum dengan Pancasila.
Menurut Tendero, kekristenan di Indonesia saat ini sudah bertumbuh dengan semangat menyala-nyala, serta mereka menunjukkan sebagai murid Yesus yang sebenarnya. “Dan sebagai orang percaya mereka menjadi garam dan terang yang menjadikan dampak positif di tengah-tengah masyarakat. Kita memilki anak-anak Tuhan, baik di dunia usaha, dalam pekemaupu, pendidikan dan pemerintahan serta militer. Maka kita terus berdoa, sehingga mereka menjadi garam yang menggarami serta terang yang menerangi masyarakat,” ungkap Bishop Tendero.


Pdt. Dr. Ronny Mandang sebagai Ketua Umum PGLII dalam sambutannya menyatakan dengan tegas, bahwa apapun harganya, Injil Tuhan Yesus Kristus akan terus diberitakan di Indonesia.


Sementara itu, Ketua Panitia Pdt. Dr. Anton Tarigan, menjelaskan kepada wartawan, bahwa ketidakhadiran pemerintah dalam acara ini, dikarenakan pada saat bersamaan diadakannya GA WEA 2019, berlangsung juga pertemuan besar gereja-gereja, yakni Sidang Tahunan KWI, dan Sidang Raya PGI.
Dalam persidangan berikutnya, lanjut Anton, mulai mengejawantahkan tentang tema “Your Kingdom Come”- Datanglah kerajaanMu. “Sepanjang 5 hari ke depan, ini satu persatu dibahas, yakni mulai Global, Generarion, dan Gender (3 G). Akan ada pembicara dari dalam dan luar negeri. Ada pula, workshop, plenary session, table.discussion, dan sebagainya,” tukas Pdt. Anton Tarigan. SM

Comment