Karena Pancasila & Kekeluargaan Yang Kuat, Jadi Alasan Indonesia Terpilih Jadi Tuan Rumah World Prayer Assembly (WPA) 17-19 Mei 2022

Nasional, News, Religi1946 Views

Jakarta,Victoriousnews.com,– Kegerakan Doa Global atau World Prayer Assembly (WPA)  akan kembali digelar pada tanggal 17 sd 19 Mei 2022 mendatang. Perhelatan WPA 2022 ini merupakan kelanjutan dari pelaksanaan WPA sepuluh tahun lalu (17 Mei 2012) di Jakarta yang dihadiri 120.000 orang dari berbagai denominasi, 9.600 delegasi dari 86 negara dan diselenggarakan di 378 kota secara serentak.

Pdt. Daniel Pandji (Ketum WPA 2022) menjelaskan tujuan WPA dalam konferensi Pers melalui virtual Zoom (Senin, 9/5/22)

Tujuan dari digelarnya WPA  ini adalah agar  terjadi kesatuan umat Tuhan secara global dan berdirinya mezbah global yang menyatukan umat Tuhan di seluruh dunia. “WPA juga bertujuan agar terjadi kebangkitan generasi muda gereja yang membawa harapan bagi masa depan bangsa dan bangsa-bangsa (Mal 4:5-6). Dan melalui WPA, umat Kristen di dunia dapat menyatakan kasih Kristus yang diwujudkan dengan tindakan kasih dan pewartaan kabar baik di dalam masyarakat (Mat 22:37-39),”Ujar Ketum WPA 2022, Pdt. Daniel Pandji dalam konferensi Pers yang digelar melalui zoom, Senin (9/5/22).

                Menurut Pandji, WPA tahun 2022 ini gaungnya akan lebih besar dibandingkan dengan WPA tahun 2012. Karena  WPA 2022 ini akan disiarkan oleh beberapa media TV, seperti: Gods TV, Korea TV dan lain sebagainya. “Setelah pandemi yang menghantam selama 2 tahun, banyak umat Tuhan di berbagai gereja perlu di wake call kembali. Pertanyaannya, kenapa Indonesia dipilih sebagai tuan rumah WPA? Karena Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang bisa  mempersatukan gereja Tuhan dari berbagai denominasi. Indonesia itu seperti epicentrumnya dan menjadi negara kunci. Maksudnya, Indonesia memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh negara lain, yakni melalui Pancasila yang bisa mempersatukan Suku, Ras, dan Agama. Bahkan Indonesia memiliki budaya kekeluargaan yang luar biasa, dan bisa bersatu untuk berdoa meskipun berbeda denominasi gereja,” tutur Daniel Pandji yang juga fasilitator My Home Indonesia.

                Lanjut Pandji, acara WPA ini juga akan dihadiri oleh 50 fasilitator dunia dari berbagai negara. “Materi format acara WPA ini akan di-relay ke seluruh dunia. Jadi selama 3 hari berturut-turut, kita bukan hanya berdoa saja. Tetapi ada materi doa yang terdiri 3 format. Pertama, materi tanggal (17/5), Panitia WPA mempersembahkan acara etnikal. Disini Indonesia akan berperan banyak sebagai tuan rumah dengan beragam gereja yang berdoa serta sepenanggungan bersama. Kemudian tanggal 18  Mei, kita akan mengupas pekerjaan Tuhan di seluruh dunia yang akan disharingkan secara singkat. Kemudian pada hari terakhir tanggal 19 Mei, ini adalah ruang doa bagi generasi muda, khususnya remaja dan anak-anak. Disinilah ruang bagi anak-anak yang bertalenta dan memiliki prestasi untuk dibagikan kepada peserta WPA,” papar Pandji sembari menambahkan bahwa kepanitiaan WPA ini terdiri JDN, My Home Indonesia, TCI bersama Internasional IPC, dan  Aras Gereja: PGI, PGLII & PGPI.

 Seruan WPA 2022 Diharapkan Dapat Menjangkau 110 Juta Jiwa Yang Berdoa

Sementara itu, Ketua Mobilisasi Nasional WPA 2022 sekaligus Fasilitator Jaringan Doa Nasional (JDN), Pdt. Aristarkus Tarigan, menjelaskan, bahwa WPA  2022, mengangkat tema “The New Waves is Coming”  yang terambil  dari kitab Habakuk 2:14, ‘Sebab bumi akan penuh dengan pengetahuan tentang kemuliaan Tuhan, seperti air yang menutupi dasar laut’.  “Tanggal 17-19 Mei 2022 Indonesia akan dipakai Tuhan secara luar biasa. Gelombang Tuhan masih bergerak di Indonesia menuju ke bangsa-bangsa di seluruh dunia. Makanya kita akan memperbesar kembali api itu. Dan meneruskan yang Tuhan kerjakan di tengah bangsa. Saya percaya ada banyak yang Tuhan kerjakan, khususnya di Indonesia. Contohnya saja, bahwa hari ini Tuhan telah memberikan pemerintahan yang luar biasa yang bisa memberikan kinerja terbaik bagi masyarakat. Kita juga terus mendoakan pemerintah di forum G20, serta berdoa bagi Indonesia mengingat suhu poliitik sudah mulai memanas,” tukas Pdt.Tarigan.

Pdt. Aristarkus Tarigan (Ketua Mobilisasi WPA Nasional)

Menurut Tarigan, saat ini  kita sudah menyaksikan bagaimana Tuhan menjawab seruan doa umat-Nya, bahkan api doa dari Indonesia telah bergerak sampai kebangsa- bangsa, dan ini waktu dimana Tuhan membawa Indonesia terus menjadi berkat bagi bangsa- bangsa di seluruh dunia. “Melalui WPA ini kita bisa berkumpul bersama-sama dengan harapan bahwa melewati masa-masa yang sulit, seperti pandemi an juga situasi politik yang ada, gereja Tuhan di seluruh dunia dapat bangkit dan bersinar. Melalui doa ini kita ingin menyatukan hati, banyak orang-orang mendengar berita Injil dan diselamatkan, sehingga amanat Tuhan Yesus Kristus dituntaskan pada masa hidup kita,” kata Tarigan.

Pelaksanaan WPA 2022 ini akan dilaksanakan di 500 kota dan kabupaten dari seluruh Indonesia, secara khusus pada tanggal 17 Mei 2022, dimana 1 jam sebelum acara pertemuan Global (Assembly) jam 19.00 Wib, kota-kota secara serentak membuat pertemuan di kota masing-masing, dengan melibatkan setiap unsur Tubuh Kristus yang ada. Dan tempat-tempat dimana WPA dilaksanakan akan mengikuti WPA di SICC (Hybrid) melalui Zoom. “Kita akan memobilisasi 500 kota/kabupaten di Indonesia, serta 500 denominasi gereja di Indonesia,”paparnya sembari menambahkan bahwa WPA akan melibatkan  50 Orang Pemimpin dari Internasional dan 25 dari Indonesia.

               Fasilitator JDN, Pdt. Antonius Natan yang bertindak sebagai moderator dalam konferensi Pers, merangkum kembali 5 poin penting harapan WPA. Pertama, Mobilisasi lebih dari 500 kota di seluruh Indonesia untuk bersatu dalam doa, misi dan generasi. Kedua, Kolaborasi bersama lintas bangsa, denominasi, generasi dan kegerakan-kegerakan demi menggenapi Amanat Agung, Yoh 17 dan Matius 28:18-20. Ketiga, Membangkitkan generasi penerus, anak-anak, dan kaum muda dalam doa dan misi, Maleakhi 4, Matius 19:14. Keempat, Seruan untuk 110 juta orang berdoa bagi 110 kota strategis yg belum terjangkau di bumi. Dan kelima, Membangun Dewan Doa Regional (Wilayah) sebagai kanpopi doa yang bersatu, strategis dan berkesinambungan. SM

Comment