RIYANTO, OWNER CINTO MINANG GROUP; SUKSES KEMBANGKAN KULINER KHAS MINANG DAN TINGKATKAN EKONOMI WARGA DUKUH KRESEK

Kuliner, News, Wisata2388 Views

 

Jakarta,Victoriousnews.com,-Mengakhiri tahun 2022, tepatnya, 30 Desember 2022, Group Rumah Makan CINTO MINANG Masakan Padang kembali menghadirkan selera Nusantara di wilayah Jakarta Utara. Tak tanggung-tanggung, membuka dua gerai sekaligus di lokasi yang sama, yaitu Jalan Pegangsaan Dua Nomor 88 RT 005 RW 02, Kelapa Gading (Jakarta Utara). Dua gerai dimaksud adalah Rumah Makan CINTO MINANG Masakan Padang dan Seafood Remaja 72. “Sepanjang tahun 2022, ada empat gerai yang dibuka; tiga rumah makan masakan Padang dan satu gerai seafood remaja 72,” urai Riyanto, owner RM Cinto Minang Masakan Padang baru-baru ini.

Penemuan lokasi yang kemudian beralamat di Jalan Pegangsaan Dua tersebut berawal ketika sedang mencari lokasi untuk membuka gerai lain setelah awal November 2022 membuka di Rukan La Raviera Blok A Nomor 35 Pantai Indah Kapuk (PIK) 2 (Kecamatan Teluknaga, Kabupaten Tangerang, Banten). Ketika datang di salah satu gerai miliknya atau tepatnya di RM CINTO MINANG Masakan Padang di Jalan Sumagung 3 Blok N 2 Nomor 3 (Kelapa Gading), pebisnis kuliner khas Minang (Sumatera Barat) ini minta diantarkan dan ditunjukkan sebuah tempat yang berlokasi di Komplek Apartemen Nias (Kelapa Gading). Setiba di alamat dimaksud, pria kelahiran Kebumen (Jawa Tengah) pada 6 Agustus 1969 ini tampak tidak bergairah dan memutuskan tidak melanjutkan tawar-menawar harga sewa kepada pemberi informasi atau pemilik. Langsung kembali ke tempat parkir dan kendaraan roda duanya distarter serta dijalankan menyusuri Jalan Pegangsaan Dua bersama rekan bisnis yang juga saudaranya mengikuti di belakang.

Mendekati perempatan lampu merah pintu 3 Kelapa Gading, pandangannya terarah ke sebelah kiri di sebuah lokasi yang ditumbuhi tanaman liar dan tampak sisa tembok bangunan tua. “Rin, coba cari informasi tentang lokasi ini (sambil menunjuk),” katanya. Dua atau tiga hari kemudian petunjuk nomor handphone dari pemilik lahan pun diperoleh. Singkat cerita, awal Desember 2022, renovasi pembangunan pun dilakukan oleh belasan tukang bangunan hingga kemudian terwujud sebagai persinggahan masyarakat menikmati masakan khas Indonesia, seperti Rendang Daging Sapi, Ikan Bakar, dan sebagainya.

Puncaknya, Kamis malam, 29 Desember 2022 diadakan doa syukur (selamatan) dan dihadiri para karyawan dari berbagai gerai di Jakarta dan sekitarnya. Tak tanggung-tanggung, acara yang dihelat dalam bentuk Tahlil tersebut dihadiri sekitar 100 orang. Beberapa pemangku kepentingan wilayah pun hadir dan membicarakan hal-hal terkait kemudian. Esoknya, Jumat, 30 Desember 2022, tujuh orang karyawan telah bekerja dan melayani masyarakat di tempat itu. Di saat makan siang tampak sejumlah meja makan telah terhidang dan siap dinikmati pemesannya.

Kehadiran gerai tersebut entah yang ke berapa, ownernya tak pasti menentukan jumlahnya. “Ada 20?” demikian ketika ditanya. “Lebih,” jawabnya. “Atau 40,” tanya lagi. “Mungkin,” jawabnya. Selain di alamat tersebut, beberapa yang dicatat media ini ada di Jalan Bungur Besar Raya Nomor 37C (Kelurahan Bungur, Jakarta Pusat) atau seberang Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Pulo Lentut Nomor 39B (Jakarta Timur), JU-38 Jalan Pelepah Raya Blok F Nomor 138 (Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading) atau dekat Gerbang Komplek Badan Urusan Logistik/Bulog (Jakarta Utara), serta Jalan Sunter Muara Nomor 4 RT20/RW05 (Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priuk, Jakarta Utara), dan sebagainya.

Bagaimana kisah awalnya menekuni bisnis kuliner khas Minang padahal bukan orang Minang? “Sebagai warga perantauan dari tanah Jawa ke ibukota negara DKI Jakarta, tentu ingin meraih kesuksesan. Lima tahun saya bekerja di sebuah rumah makan masakan Padang. Tahun 1996, saya memulai usaha sendiri dengan label Rumah Makan CINTO MINANG Masakan Padang,” tegas pria asal Dukuh Kresek, Desa Karangtengah, Kecamatan Poncowarno (Kabupaten Kebumen, Provinsi Jawa Tengah) ini.

Bahkan, menurut sang istri, kisah perantauan suaminya dimulai ketika anaknya masih berusia sskitar 8 tahun. “Awalnya berjualan buah potong dingin di sekitar Monumen Nasional (Monas) Jakarta,” ujar sang istri. Tak disangka, perjuangan warga rantau asal Jawa dapat melestarikan kuliner Nusantara khas Minang (Sumatera Barat). Dari gerai-gerai yang dibukanya mampu meningkatkan perekonomian warga sekitarnya. Tak tanggung-tanggung, setiap karyawannya dapat mengantongi gaji antara Rp 12.000.000,- hingga Rp 32.000.000,- dalam setiap 3 bulan musim gajian. Dan rasa lelah itu telah dilunasi oleh lembaran-lembaran merah dan biru. Senyum pun mengembang di bibir masing-masing. *@epa_phm*

Comment