Jakarta,Victoriousnews.com,-Majelis Pendidikan Kristen Wilayah (MPKW) JABODESITEN bekerjasama dengan White Rock Christian Academy (WRCA) menggelar Leadership Workshop bertajuk “Leadership Transformational”–Kepemimpinan Transformasional, Selasa (10/1/22) di BPK Penabur, Gedung E Lantai 5, Jalan Tanjung Duren Raya No 4, Jakarta Barat.
Workshop Kepemimpinan Transformasional ini menghadirkan pembicara asal Kanada, Mr.Dave Mitchell, Head of School White Rock Christian Academy (WRCA) Canada, serta diikuti 50 orang Kepala Sekolah dari yayasan-yayasan penyelenggara sekolah Kristen anggota MPK Wilayah di Jakarta Bogor Depok Bekasi & Banten (JABODESITEN).
Pembekalan materi yang dipaparkan oleh Dave Mitchell dalam seminar dan Leadership Workshop meliputi beberapa topik. Diantaranya adalah: Changes In Education; Curriculum Merdeka and WRCA Learning Skills Program; Collaboration; Decision Making; Resilence serta Humility.
Menurut Dave Mitchell, Kepemimpinan Transformasional (Transformational Leadership), adalah gaya kepemimpinan yang dapat menginspirasi perubahan positif pada mereka yang mengikutinya. “Kepemimpinan transformasional adalah tentang karakter pemimpin, visi dan aspirasi mereka. Gaya kepemimpinan transformasional ini seperti teladan yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Yesus itu mengalami hidup yang seimbang. Kita bisa belajar dari Yesus, kapan bertemu dengan orang banyak dan kapan harus menyendiri untuk berdoa. Yesus sangat memahami relasi dengan murid-muridNya. Yesus mengalahkan ego pribadinya untuk kepentingan orang lain. Yesus mengalahkan kepentingannya kepada Allah Bapa di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia,” ujar Dave Mitchell sembari mengutip ayat Alkitab 1 Tesalonika 5:4.
Lanjut Dave Mitchell, ciri-ciri kepemimpinan transformasional adalah menjadi komunikator yang efektif dan memiliki karakter buah-buah Roh. “Kepemimpinan transformasional ini ini berbeda dengan kepemimpinan transaksional. Karena kepemimpinan transaksional terjadi ketika para pemimpin mencari apa yang ditawarkan oleh bawahan mereka. Artinya, jika dibayar atau ada transaksi, melakukan apa yang diinginkan oleh pemimpin. Sedangkan kepemimpinan transformasional berfokus pada membangun hubungan yang dapat meningkatkan komitmen, nilai dan moral di tempat kerja,” tukas Dave.
Masih kata Dave, dalam praktiknya, kepemimpinan kolaboratif itu lebih efektif dalam membangun kohesi, mengatasi masalah secara konstruktif dan menjadi dampak. Seorang pemimpin itu harus menjadi teladan atau memberi contoh yang baik, membangun rasa percaya serta mencapai kesepakatan. “Dalam topik Kolaborasi kepemimpinan, kita dapat mengulas 4 K, yaitu: Kontrol (Controlling-kepemimpinan yang memiliki kekuasaan penuh untuk mengawasi orang lain), Konsultatif (Consultation-Kepemimpinan yang memberikan sebagian kekuasaan untuk menilai tapi mempertahankan kekuasaan untuk memutuskan), Kolaborasi (Collaboration,- Kepemimpinan yang memberikan sebagian kekuasaan untuk menilai dan memutuskan), serta konsensus (Consensus-Memberikan kekuasaan untuk menilai dan memutuskan).
Sementara itu, Dra. Grace Deborah Khumara, M. Art of Teaching (Pengurus harian MPK Indonesia Bidang I Pengembangan Pendidikan), menjelaskan, bahwa acara seminar dan workshop ini merupakan strategi kepemimpinan Ketum MPK Handi Irawan yang dibahas dalam forum Rakernas bulan November 2022 lalu. Salah satu poin Rakernas adalah Penguatan (Strong) di tingkat MPK wilayah. “Sebagai tindak lanjut hasil rakernas tersebut, MPK Indonesia mengadakan workshop bagi anggota MPK wilayah Jabodesiten (Jakarta, Bogor, Depok, Bekasi, Banten). Sebenarnya, Majelis Pendidikan Kristen (MPK) Indonesia dibagi atas 18 wilayah (MPKW). Kebetulan Mr. Dave ini datang dari Kanada melayani di Indonesia selama seminggu. Yang hadir hari ini hampir 50 orang kepala sekolah mewakili 15 yayasan. Karena memang lokakarya ini ditujukan untuk pemimpin, bukan guru,” ujar Grace Deborah yang kerap disapa Debbie ini kepada wartawan.
Menurut Debbie, selain di Jakarta, Seminar & Workshop ini juga digelar di beberapa daerah di Pulau Jawa. “Rencananya kami menggelar acara ini di Bandung. Di sana ada 30 orang peserta, anggota MPKW Jabar. Kemudian hari Jumat, kami menggelar lokakarya di Jawa Tengah, tepatnya di Solo, pesertanya mencapai 70 orang,” tutur Debbie yang saat itu menjadi penterjemah dalam workshop bersama Mr.Dave Mitchell.
Lanjut Debbie, tujuan dari Seminar Kepemimpinan Transformasional ini adalah untuk membekali para pemimpin khususnya kepala sekolah. “Karena Yesus sendiri memberikan teladan sebagai pemimpin yang transformasional, bukan pemimpin yang berdasarkan transaksional. Kalau pemimpin transaksional, itu jika dibayar baru melakukan sesuai yang diinginkan pemimpin. Sedangkan pemimpin transformasional adala pemimpin yang menginspirasi agar menjadi perubahan bagi pengikutnya. Nah, Pendidikan Kristen ini kan harus bangkit. Pemimpinnya harus bertranformasi, supaya bisa menginspirasi perubahan,”paparnya sembari menambahkan bahwa hal ini merupakan salah satu cara membuat MPKW menjadi tangguh.
Debbie berharap, seminar kepemimpinan ini bisa menjadi berkat dan menyegarkan para pemimpin, khususnya yang melayani di yayasan pendidikan Kristen di Indonesia. “Sayangnya Mr.Dave hanya kasih waktu 1 Minggu saja di Indonesia. Jadi kita baru bisa menggelar di wilayah Jawa saja,”pungkasnya. SM
Comment