Jakarta, Victoriousnews.com– Full Gospel Business Men’s Fellowship International (FGBMFI) Regional DKJ 1 kembali menggelar Regional Convention FGBMFI 2025 dengan menghadirkan acara bergengsi bertajuk “CEO Forum: Berselancar di atas Badai”. Kegiatan ini berlangsung pada Jumat, 24 Oktober 2025, pukul 11.30–21.00 WIB, bertempat di Hotel Santika, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Forum ini menghadirkan sejumlah tokoh bisnis papan atas Indonesia, antara lain Dalie Sutanto (National President FGBMFI Indonesia & Chairman PT Prisma Pharma Internusa), Batara Sianturi (CEO Citibank Indonesia), Toni Wenas (Presdir Freeport Indonesia), serta Eliezer H. Hardjo (Penasihat FGBMFI dan mantan CEO PT Nestlé Indofood Citarasa Indonesia).
Dengan tema “Berselancar di atas Badai”, forum ini mengajak para pengusaha dan profesional Kristen untuk tetap teguh, bijak, dan penuh iman dalam menghadapi tantangan ekonomi dan dunia usaha yang semakin dinamis.
“CEO Forum bukan sekadar acara, tetapi jantung dari Regional Konvensi FGBMFI DKJ 1,” tegas National President Full Gospel Business Men’s Fellowship International (FGBMFI), Dalie Sutanto, saat menyampaikan sesi inspiratif dalam ajang CEO Forum FGBMFI DKJ 1 yang dihadiri sekitar 300 peserta.
Dalie menjelaskan, tujuan utama Regional Konvensi adalah mengevaluasi pelayanan yang telah dilakukan serta merancang langkah strategis ke depan sesuai amanat AD/ART organisasi. “Setiap regional wajib mengadakan konvensi setiap tahun. Regional 1 ini sendiri meliputi wilayah Kelapa Gading, Sunter, dan sekitarnya,” ujarnya.
“Berselancar di Atas Badai” — Iman yang Menguatkan di Tengah Krisis
Mengangkat tema “Berselancar di Atas Badai,” Dalie mengajak seluruh peserta untuk tetap berpengharapan di tengah tantangan global.
“Memang hidup sekarang tidak mudah. Banyak pengaruh ekonomi, politik, dan sosial. Tapi sebagai anak-anak Tuhan, kita harus percaya bahwa Tuhan selalu menolong kita dalam setiap badai kehidupan,” ungkapnya dengan penuh keyakinan.
Dalam sesi mengangkat tentang Integritas, Dalie berbagi perjalanan hidupnya yang penuh liku. Terlahir dari keluarga sederhana, ia belajar bahwa keselamatan dari Tuhan adalah harta paling berharga. “Saya menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat sejak tahun 1992. Waktu itu, satu minggu sebelum saya terima Tuhan, pabrik farmasi saya terbakar habis. Tapi justru di situ saya belajar bahwa yang paling berharga bukan harta, tapi keselamatan. Dan Tuhan menggantikan semuanya dengan berkat yang jauh lebih besar,” tuturnya terharu.
Kini, Dalie memimpin PT Prisma Pharma Internusa, lengkap dengan jaringan apotek, pabrik obat, hingga rumah sakit. “Saya ini cuma tamatan S3 — SD, SMP, SMA,” ujarnya berseloroh. “Tapi sekarang saya bisa memperkerjakan orang-orang dengan gelar S3 sungguhan. Itu bukti kalau Tuhan yang mengangkat, pasti Tuhan kasih yang terbaik.”
Kasih dan Integritas, Kunci Pertumbuhan FGBMFI
Ayat favoritnya, Kolose 3:23, menjadi pedoman hidup yang ia pegang teguh: “Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia.”
Dalie menekankan bahwa integritas adalah fondasi kehidupan orang percaya. “Kita tidak butuh orang lain menghargai kita. Kalau dihargai, haleluya. Tapi kita bekerja untuk Tuhan, bukan manusia,” katanya.
Ia juga mengingatkan pentingnya mengaplikasikan kasih dalam tindakan nyata. “Kasih itu identik dengan memberi—memberi perhatian, memberi pertolongan, memberi dalam arti luas. Kalau kasih ada di hati kita, pasti akan tercipta unity dan kesehatian. Dan di mana ada kesehatian, di situ berkat Tuhan tercurah,” ujarnya penuh semangat.
“Melayani Tuhan, Bukan Mencari Nama”
Di penghujung sesi, Dalie menyampaikan pesan sederhana namun menggetarkan hati: “Kita bisa melayani pekerjaan Tuhan, bisa juga melayani diri sendiri, tapi yang paling indah adalah melayani Tuhan. Kalau kita benar-benar melayani Tuhan, kita tidak akan kecewa walau tidak dihargai, bahkan kalau dimarahi pun kita tetap berkata: Haleluya!”
Itulah semangat yang membuat Dalie tetap “on fire” dalam pelayanan hingga hari ini. “Karena saya tahu, saya melayani Tuhan, bukan manusia,” tutupnya, SM

















