Johny Pardede. Demikian nama lengkap Pria kelahiran Medan, 24 April 1954. Anak ketujuh dari sembilan bersaudara dari pasangan orangtua (ibu) Hermina Napitupulu dan (ayah) Tumpal Dorianus Pardede, yang dikenal dengan nama TD Pardede. Almarhum ayahnya adalah seorang pengusaha di masa pemerintahan Soekarno, hingga sempat menjadi Menteri Berdikari. TD Pardede dikenal sebagai pengusaha dan pernah menjadi salah satu pengusaha terkaya di Indonesia pada eranya. Johny sendiri juga mengikuti jejak sang ayah menjadi pengusaha. Dimulai dari mengasuh sebuah klub sepakbola—dulu dikenal sebagai pemilik klub sepakbola “Harimau Tapanuli”.
Sebagai anak pengusaha Batak yang kaya, dari kecil sampai duduk di bangku SMP Johny menikmati hidup di Jerman. Di Negara inilah, hidupnya benar-benar dalam zona nyaman. Bahkan menghambur-hamburkan uang untuk kesenangan sesaat. Karakter dan perilakunya pun banyak dipengaruhi oleh pergaulan bebas di Jerman. Sehingga ketika kembali ke tanah air, kebiasaan buruk itu ternyata semakin tak karuan, bahkan bisa dikatakan hidupnya bisa disebut makin jahat.
Namun, setelah sang Ibu dan sang ayah dipanggil ke rumah Bapa di Sorga, 18 November 1991, membuat dirinya bertobat. Hatinya terasa hancur berkeping-keping. Di akhir tahun 1991, momentum yang membuat dia meninggalkan hidup yang penuh kejahatan. Yang dulu nyaman hanya memikirkan dirinya, kini ia memikirkan bagaimana menjadi pemberita firman Tuhan agar banyak jiwa diselamatkan. Sejak menetapkan diri menjadi pemberita firman Tuhan, dia senantiasa antusias mengabarkan Injil. Dimanapun, kapanpun ia berada, bahkan, setiap hari ia bersemangat melayani dan menyampaikan Firman Tuhan hingga ke seluruh penjuru dunia.
“Almarhum orangtua saya semasa hidupnya memberi pesan kepada anak-anaknya bahwa sepertiga harta dari keluarga haruslah dipakai untuk pekerjaan Tuhan,” ujarnya. Mengingat pesan dari almarhum ayahandanya, Johny memutuskan untuk menjadi seorang penginjil.
Melalui pesan tersebut, Johny Pardede dipanggil Tuhan untuk melakukan pelayanan penginjilan ke berbagai daerah di Indonesia dan berbagai Negara. Dengan rendah hati, ia memberi dirinya untuk dibentuk, diproses menjadi bejana yang indah dalam melayani Tuhan.
Sejak menyerahkan hidupnya pada tuntunan Tuhan, suami dari Dr. Sri Theresia Bangun ini bertekun dalam memberitakan Injil untuk menggenapi firman Tuhan yang terambil dalam kitab Matius 28:19-20) “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” Sebagai pengusaha, ia tetap memprioritaskan pelayanan Firman Tuhan. Bahkan melalui pelayanannya, banyak diapresiasi oleh para hamba Tuhan dan para bisnisman. Tak heran dia sering diundang menjadi pembicara di berbagai daerah maupun KKR di sejumlah Negara.
Sebagai pembicara, kesaksian hidupnya yang luar biasa dan sangat memberkati semua pengusaha yang hadir. Bahkan, saat altar call banyak yang maju ke depan untuk didoakan, dan menerima Tuhan Yesus sebagai Juruslamat. “Mereka didoakan untuk mendapat jamahan dan lawatan Tuhan, didoakan untuk kesembuhan dan kelepasan. Luar biasa Roh Kudus melawat mereka,” ujar ayah dari 3 anak (Herna Pardede, Jonathan Pardede dan Amos Pardede) yang terkenal pengusaha perhotelan.
Jika dahulu dia selalu mengggap kekayaan adalah yang terpenting, kini menemukan yang lebih penting, memikul beban, memberitakan firman Tuhan sebagai yang termulia. Bahkan, di dalam khotbahnya, Johny sering mengisahkan kesaksian hidupnya, berbagi pengalamannya sebagai pengusaha sebelum dan sesudah bertobat.
Disembuhkan Tuhan dari Penyakit Kanker
Meski sudah menjadi hamba Tuhan, bukan berarti Johny masuk dalam zona nyaman dari segala persoalan. Terkadang Tuhan izinkan persoalan, sakit penyakit itu agar keimanan kita semakin kuat kepada Tuhan Yesus. Beberapa waktu lalu, melalui sebuah pemeriksaan medis, Johny divonis mengidap penyakit kanker yang sudah sampai pada stadium tiga. Tetapi sebagai umat percaya, dia tak henti-hentinya berdoa kepada agar Tuhan memberikan kesembuhan. “Saya percaya penyakit kanker yang saya alami itu diizinkan Tuhan. Saya mengalami kanker sudah stadium 3. Penyakit itu bisa datang karena beberapa hal; pertama, karena dosa ( Roma 3:23). Kedua, karena tidak disiplin (Maz 107:17). Dan ketiga, karena ujian (1 Pet.4:12-13). Untuk melawan penyakit kanker itu harus mengandalkan Tuhan, ibadah yang sungguh-sungguh dan menyerahkan hidup kita hanya kepada Tuhan Yesus,” tutur Johny yang menderita kanker di seputar leher dan susah untuk menelan. Bahkan makan dan minumpun harus menggunakan selang.
Setelah diberikan kesembuhan, Johny semakin berapi-api dalam melayani Tuhan. Bahkan undangan pelayanan KKR ke berbagai daerah maupun berbagai Negara terus mengalir. “Saya bersyukur kepada Tuhan, bisa sembuh dari penyakit kanker. Itu semata-mata karya Tuhan Yesus yang menyembuhkan saya. Itu semua karena kuasa Tuhan Yesus. Jika anda memiliki penyakit kanker atau sakit apapun sampaikan keluhanmu hanya kepada Tuhan Yesus saja. Sebab Tuhan pasti memberikan kesembuhan. Saya bagikan tips melawan kanker juga melalui makanan. Jangan makan dan minum makanan (junk food) dan minuman yang memakai bahan pengawet, daging yang dibakar atau dipanggang (gosong) itu semua bisa memicu penyakit kanker,” pungkas Johny ketika menyampaikan kesaksian sekaligus firman Tuhan di hotel John’s Pardede, Cikini beberapa waktu lalu. Margianto (tab.Victorious edisi 848)
Comment