JAKARTA, Victoriousnews.com,- “Bangkit dan Bersinar”. Demikian judul buku yang diluncurkan sekaligus menandai puncak perayaan HUT EMAS (50 tahun) Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir (GYK dari OSZA) di Indonesia yang digelar di Balai Sarbini, Plaza Semanggi, Jl Jend Sudirman-, Jakarta Selatan, Sabtu (26/10) 2019.
Dalam perayaan HUT Emas yang menampilkan acara menarik dengan konsep “Malam Pagelaran Opera Budaya Nusantara” terasa sangat istimewa. Karena, selain dihadiri oleh Elder David F Evans (Presiden GYK OSZA area Asia), Elder Djarot Subiantoro (Dewan Area 70 Indonesia), Erwin Dumalang, Agus Suparmanto (Pasak Jakarta-Jawa Barat), Sugiyanto (penyusun buku 50 tahun GYK OSZA), juga dihadiri oleh tokoh Muslim moderat, yakni: Dr. Alwi Shihab serta Istri Alm. Gus Dur (Sinta Nuriyah Wahid).
Elder Djarot Subiantoro, dari area 70 Indonesia, menjelaskan Tema HUT Ke-50 GYK dari OSZA adalah “Bangkit dan Bersinar”. Menurut Elder Djarot, sebagai pengikut Kristus, Jemaat GYK dari OSZA senantiasa berusaha mengamalkan dua perintah utama yang tercantum dalam Matius 22:36-39, yakni untuk mengasihi Tuhan Allah dan mengasihi sesama manusia, dan Yohanes 14:15 yaitu bila mengasihi Tuhan, kita akan menuruti segala perintah-Nya.
“Hal ini selaras dan konsisten dengan doa dedikasi di Tanah Indonesia 50 tahun yang lalu, dengan visi, pelayanan dan kehidupan kami selagi berusaha menjadi orang-orang suci di zaman akhir.Dan diharapkan dapat bangkit dan bersinar sebagai sebuah keluarga dan komunitas, dijadikan makmur, diberkati sehingga menjadi produktif. Pekerjaan tersebut akan lah tidak mudah, namun akan berhasil karena ini adalah pekerjaan Allah,” tukas Djarot menambahkan bahwa GYK OSZA ini berada di Indonesia sejak 1969 dan didirikan di Amerika Serikat sejak April 1830.
Sementara itu, Penyusun Buku “Bangkit dan Bersinar 50 tahun Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir di Indonesia”, Sugiyanto, menjelaskan bahwa isi buku ni adalah semi antologi. Yaitu gabungan antara kumpulan mengenai pesan penting dan berita kegiatan di lapangan dalam rangka merealisasikan program kerja, atau konkretnya adalah Injil dalam Tindakan.
Lanjut Sugiyanto, isi buku ini mengandung pesan-pesan berharga dari para pemimpin yang maknanya tidak lekang oleh waktu. Selain merupakan hasil penelusuran sumber-sumber internal, juga diperkaya dengan referensi dari buku, majalah, dan sumber daya lain yang dipilih. Dengan menelaah buku ini para pembaca diharapkan menjadi lebih bijak dalam menyikapi keberadaan Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir, yang bukan sebuah ancaman, alih-alih sebagai mitra dalam pembangunan kerohanian, keinsyafan, kesalehan dan peradaban unggul umat manusia.
Presiden Area Asia GYK OSZA, Elder David F.Evans, kepada wartawan yang bernaung dalam Perkumpulan Wartawan Media Kristiani (PERWAMKI), mengungkapkan, bahwa, dimanapun GYK OSZA berada, selalu berusaha menghormati norma dan hukum yang ada di Negara tersebut. “Kami ingin berbagi dan memberkati suatu bangsa dimana kami berada. Saat memperkenalkan keberadaan dan pengajaran gereja, kami (GYK OSZA) tidak pernah memaksakan untuk ikut, semua diserahkan kepada orang per orang sambil melakukan perbuatan kasih seperti 2 perintah injil (Matius 22:36-39),” papar Evans yang mengaku telah membawahi GYK OSZA di 21 negara.
Dalam sambutan tertulisnya, Cendekiawan Muslim, Dr Alwi Shihab, menyampaikan, 50 tahun perjalanan Gereja Yesus Kristus dari OSZA di Indonesia menjadi salah satu bukti bahwa keberagaman terawat dengan baik di Indonesia.
“Telah 50 tahun, Gereja Yesus Kristus Dari OSZA tumbuh dan berkontribusi aktif dalam berbagai sektor kemanusiaan, bergotong royong dan bahu membahu dengan masyarakat dalam berbagai bidang, salah satunya kepedulian terhadap penanganan kebencanaan alam,” ujarnya.
Lanjut Alwi, satu hal keunikan Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia saat ini, namun banyak komunitas beragama lain yang juga hidup dan berkembang, bahkan, sebagian besar agama dunia hidup berdampingan dalam persahabatan dan kedamaian sepanjang waktu.
Alwi mencontohkan LDS Charities yang dimiliki oleh GYK dari OSZA, telah 50 tahun di Indonesia, menempatkan keluarga sebagai unit utama kehidupan dalam rangka mencapai kedamaian peradaban yang lebih luas. “Dengan kata lain, kita harus menciptakan dalam diri kita perasaan bahwa ada banyak jalan menuju Tuhan, bahwa orang-orang dari setiap jalan dijamin dalam hubungan khusus dengan Tuhan: masing-masing dipilih, tidak hanya untuk misi tetapi juga untuk cinta khusus,” imbuhnya.
Ketiga agama yaitu Yahudi, Kristen, dan Islam itu, menurut Alwi, seperti saudara kandung dalam keluarga yang sehat.
“Kita mungkin memiliki perbedaan dan persaingan yang besar, tetapi pada akhirnya kita harus berusaha untuk saling melindungi dari bahaya dan nasib buruk. Kita harus mencoba bersatu untuk memperbaiki dunia di sekitar kita, sebagai wujud peran serta dan kontribusi yang tidak bisa dinilai dari besar kecil bentuknya melainkan dari kemurnian dan keikhlasan hati,” ungkapnya.
Alwi juga mengucapkan selamat berulang tahun yang ke-50 Gereja Yesus Kristus dari OSZA, dengan harapan terus berperan serta dan berkontribusi terhadap kemajuan Indonesia.
“Mari kita hadirkan senyum Ibu pertiwi atas terwujudnya keharmonisan, ketoleransian, dan kerukunan beragama sebagai wujud karunia dan anugerah Ilahi yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia,” tandasnya.
Mewakili Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI), Pdt. Gomar Gultom, MTh, mengucapkan selamat HUT ke-50 dan Peluncuran Buku 50 tahun Gereja Yesus Kristus dari Orang-Orang Suci Zaman Akhir di Indonesia.“Saya mengapresiasi pelayanan Gereja OSZA di Indonesia yang selalu tanggap dalam berbagai bencana yang terjadi di Indonesia. Hal ini memperlihatkan komitmen Gereja OSZA dalam aksi-aksi kemanusiaan, sebagai wujud pewartaan kabar baik di tengah masyarakat dan bangsa Indonesia di tengah krisis yang dihadapinya,” ujar Gomar.SM
Comment